Eri Cahyadi Imbau Warga Peduli Bantu Keluarga Pramiskin, Terinspirasi Soekarno
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengimbau warga Kota Surabaya peduli dan membantu keluarga miskin layaknya infak dan sedekah, misal Rp 200 ribu/bulan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengimbau warga Kota Surabaya untuk peduli, gotong royong dan membantu keluarga pramiskin.
Sifatnya imbauan, mengajak warga gotong royong, bukan aturan resmi yang harus dilakukan.
Hal itu disampaikan di gedung DPRD Surabaya, pada Senin (3/3/2025).
Menurut dia, program tersebut sesuai dengan ucapan Presiden RI pertama, Soekarno.
Baca juga: Profil Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya Minta Warga Iuran Rp200 Ribu untuk Bantu Keluarga Pramiskin
“Presiden Soekarno mengatakan gotong royong itu adalah yang utama dengan Pancasila,” ujarnya.
Lebih lanjut, Eri Cahyadi, menegaskan Pancasila dan nilai-nilai agama harus menjadi tonggak utama dalam membangun kota yang makmur dan sejahtera.
Menurutnya, kedua hal tersebut merupakan dasar dalam mewujudkan Surabaya sebagai kota baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, yakni kota yang diberkahi dan penuh dengan kesejahteraan bagi warganya.
“Bahwa Pancasila dan agama menjadi tonggak sejarah yang harus kita jalankan untuk menjadikan kota ini kota yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Menjadikan kota yang bisa memakmurkan dan mensejahterakan masyarakatnya,” ujar Eri Cahyadi, hari pertama ngantor setelah mengikuti retreat para kepala daerah selama sepekan di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, 21 sampai 28 Februari lalu.
Ia juga menyoroti tantangan dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan stunting di Surabaya. Banyak pihak yang menyuarakan pentingnya mengatasi persoalan sosial tersebut, namun ketika diminta untuk berkontribusi secara nyata, mereka justru enggan berkorban.
“Karena mohon maaf, hari ini kita selalu mengatakan, kita harus menyelesaikan kemiskinan, harus menyelesaikan stunting, tapi ketika kita diminta untuk berkorban, untuk menyampaikan pikiran kita, untuk menyampaikan tenaga, kita merasa berat dan harus bertanya berapa harga tenaga saya,” kata Eri, yang memasuki periode kedua sebagai Wali Kota Surabaya.
Baca juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Tolak Karangan Bunga pada Acara Pelantikannya, Ini Alasannya
Eri menyoroti rendahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam berbagi rezeki untuk kepentingan sosial. Ia menyesalkan masih ada yang merasa berat mengeluarkan infaq dan sodaqoh meskipun dalam jumlah yang relatif kecil.
“Ketika kita diimbau untuk menyisihkan sebagian rezeki kita, apakah Rp100 ribu atau Rp200 ribu per bulan, itu pun juga berat untuk mengeluarkan infak dan sedekah,” kata Eri.
Eri pun mengimbau seluruh masyarakat Surabaya untuk lebih peduli dan berkontribusi dalam membangun kota dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Eri mengungkapkan selama ini Pemkot Surabaya telah mengucurkan berbagai program kerakyatan. Seperti di antaranya, pendidikan SD dan SMP negeri gratis, perlengkapan sekolah gratis untuk ratusan ribu pelajar.
"Total anggaran pendidikan Rp2,5 triliun per tahun. Kemudian ada pula program UHC/Jaminan Kesehatan Semesta yang memungkinkan warga berobat gratis senilai Rp500 miliar," ungkap dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.