Minggu, 5 Oktober 2025

Perjuangan Lia Ajukan Permohonan Ganti Jenis Kelamin di PN Banyuwangi, Bawa Bukti Hasil Tes Kromosom

Seorang wanita asal Banyuwangi bernama Nur Laili Eka Febrianti (23) ingin mengganti status jenis kelaminnya dengan membawa bukti hasil tes kromosom.

Penulis: Nina Yuniar
TribunJatim.com/Aflahul Abidin
GANTI JENIS KELAMIN - Nur Laili Eka Febrianti (23), warga Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah menunjukkan hasil analisis kromosom yang dikeluarkan URJ Andrologi RSUD dr Soetomo, Selasa (18/2/2025). Lia pun mengajukan permohonan pergantian status jenis kelamin ke Pengadilan Negeri Banyuwangi. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita bernama Nur Laili Eka Febrianti (23), asal Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), ingin mengganti status jenis kelaminnya.

Bahkan, gadis yang akrab disapa Lia itu telah mengajukan permohonan pergantian jenis kelamin ke Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi.

Bukan tanpa alasan, Lia yang lahir dengan status jenis kelamin perempuan, ternyata sudah sejak lama merasa dirinya adalah laki-laki.

Perasaan itu bahkan sudah terasa sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Hasil tes Lia saat memeriksakan diri ke RSUD dr Soetomo Surabaya pun menunjukkan dia memiliki kromosom 46 XY yang merupakan kariotipe kromosom yang dimiliki oleh laki-laki.

Kini, Lia sedang berjuang untuk mengganti status jenis kelamin secara sah melalui permohonan yang diajukan ke PN Banyuwangi.

Diceritakan Lia, ia merasa sudah berbeda dengan teman-teman perempuannya sejak sekolah dasar.

Ketika teman-temannya tertarik dengan sosok pria, Lia justru menyimpan rasa kepada temannya yang perempuan.

"Yang bikin aneh, cewek-cewek lain itu sukanya sama cowok. Tapi, aku kok sukanya sama cewek. Cuma waktu itu masih bodoh amatlah," kata Lia, saat ditemui di kediamannya, Selasa (18/2/2025), dilansir TribunJatim.com.

Baca juga: Anak di Sidoarjo Polisikan Ayah, Alasannya Tak Dinafkahi 10 Tahun hingga Harus Jual Gorengan

Saat akan masuk ke Madrasah Tsanawiyah (MTs), mulai ada perubahan fisik pada tubuh Lia.

Suara Lia mulai membesar selayaknya suara laki-laki. Hal itu sempat membuat dirinya minder.

Ia juga sempat menerima perundungan dari teman-temannya.

"Sejak saat itu, mulai tidak nyaman dengan keadaan," sebut Lia.

Lia merasa yakin dirinya adalah laki-laki saat duduk di bangku kelas XI Madrasah Aliyah (MA).

"Sampai saat itu, aku tetap suka sama cewek. Suka tapi tidak bisa ngapa-ngapain. Itu bikin risih awal-awal. Saat itu walaupun merasa cowok, aku tetap pakai hijab," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved