6 Anggota Brimob Polda Jambi Ditahan, Diduga Aniaya Mahasiswa hingga Rahang Korban Retak
Mahasiwa di Jambi menjadi korban penganiayaan yang dilakukan 6 anggota Brimob. Kini para pelaku telah diamankan di sel khusus.
Keretakan rahang Angga dibuktikan dengan hasil rontgen di Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi. Kendati demikian, ia akan menjalani pemeriksaan kembali yang dilakukan dokter spesialis mulut.
"Kata dokter ini retak. Tetapi mau ditangani dokter ahli mulut biar lebih jelas, nanti hari Jumat. Retak di rahang kiri. Bagian ini yang ditendang," kata Angga, Jumat (4/5/2023).
Ia mengaku kesulitan mengonsumsi makanan berat. Terpaksa ia hanya memakan bubur.
"Kalau trauma pasti, kalau keluar sendiri. Apalagi kalau malam-malam. Masih terbayang, sampai sekarang takut keluar," tuturnya.
Tidak hanya itu, Angga akan mengalami sakit kepala jika berdiri. Saat ini, masih terdapat bekas benjolan di bagian kepalanya.
"Sudah lebih membaik. Jalannya masih lemas. Kalau tiba-tiba berdiri, ya pusing dan langsung pejamkan mata. Masih terasa benjol-benjol sedikit. Ditekan sakit. Telinga juga karena sempat berdarah," tuturnya.
Baca juga: Polisi Koboi Jalanan yang Cekcok Sambil Tenteng Pistol Ternyata Pakai Pelat Mobil Dinas Palsu
Ia berharap dirinya segara sembuh karena akan wisuda sebagai mahasiswa Sekolah Pelayaran Militer (SPM) Jambi.
"Pingin cepat selesai. Karena mau wisuda bulan 6 awal ini. Teman-temannya tanyai. Baru kemarin kami bilang kena musibah," tuturnya.
Sementara itu, Hardyanti (27), kakak kandung Angga, menyampaikan rontgen ulang yang dilakukan dokter spesialis akan dilakukan hari ini Jumat (5/5).
"Kata dokter sebelumnya patah rahang dan retak. Makanya mau diperiksa lagi ahli mulut," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya Angga sudah menjalani rontgen di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun, pemeriksaan itu hanya dilakukan di bagian kepala. Karena tidak puas, pihak keluarga membawa Angga ke Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi.
"Di rumah sakit polisi cuma rontgen batok kepala. Yang Angga keluhkan itu di sini (bagian rahang). Bapak merasa tidak puas karena Angga merasa sakit di rahang, sakit kalau menganga," katanya.
Saat ini, ujar Hardyanti, pihak keluarga fokus ke kesembuhan Angga.
"Kalau ada yang sangat fatal, takut kita. Ke depannya Angga bagaimana? Itu kan bisa terbawa seumur hidup," katanya.
Pihak keluarga berharap proses hukum kasus ini terus berlanjut. Mereka tidak ingin aparat penegak hukum berbuat seenaknya kepada masyarakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.