Kamis, 2 Oktober 2025

Potret Kehidupan Warga di Perbatasan Timor Leste

Bendera merah-putih berkibar di Dusun Uspisera, Desa Ustutun, Kecamatan Wetar Barat, Kabupaten Maluku Barat Daya

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi

Tak adanya tenaga dokter dan fasilitas penunjang kesehatan memadai, membuat warga memilih berobat ke Timor Leste. Harga berobat ke negara yang dulunya merupakan provinsi ke-27 Indonesia itu cukup terjangkau. Selain itu, warga yang mayoritas mencari nafkah sebagai nelayan juga menjual ikan sampai ke negara itu.

Sistem barter atau tukar menukar barang dengan barang masih diterapkan. Warga menjual ikan untuk mendapatkan bahan sembako ataupun keperluan lainnya. Kedekatan hubungan ini sudah terjalin sejak dahulu sebelum Timor Leste berpisah dengan Indonesia, di mana warga Pulau Lirang berdagang di wilayah itu, bahkan ada yang sampai menikah.

“Kalau tidak diperhatikan rawan. Ada pintu masuk ke Timor Leste. Banyak dibantu dari Timor Leste,” tutur Asnadi, anggota Satuan Tugas Marinir Pulau Terluar, kepada wartawan, Rabu (20/9/2017).

Namun, perlahan situasi mulai berubah. Setelah 72 tahun merdeka, pemerintah pusat mulai memperhatikan kondisi kehidupan warga di salah satu pulau terluar itu. Pada 7 Agustus lalu, Menteri BUMN, Rini Soemarno beserta jajaran datang ke tempat tersebut.

Di kesempatan itu memberikan subsidi listrik dan dipasang BTS telkomsel untuk keperluan komunikasi. Berselang satu bulan kemudian, PLN dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo datang untuk memberikan bantuan dan pengobatan gratis untuk warga sekitar.

“Dulu tidak pernah menonton TV. Sekarang nonton di satu tempat yang mempunyai TV. Sinyal Telkomsel bulan Agustus,” tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved