Sabtu, 4 Oktober 2025

Ratusan Santri Hidup Terisolir dan Kesulitan Air Bersih Di Tengah Kekayaan Melimpah Kalimantan

Kondisi yang sungguh ironis di tengah kekayaan bumi Kalimantan yang melimpah. Hutan, perkebunan kelapa sawit, karet, merica dan tanah yang subur.

Penulis: Husein Sanusi
Tribunnews.com
Akses jalan utama menuju Meranti, Sungai Ambawang, Kalimantan Barat, rusak parah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com: Husein Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, MERANTI - Dua kendaraan roda dua menyambut kedatangan saya dan Ustadz Muhammad Irawan Taqwa di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) di pagi hari medio Februari lalu.

Hari itu cuaca di kota yang dilewati garis Khatulistiwa itu tampak sangat cerah. Udara terasa sangat sejuk, masih ada sisa-sisa embun menggelayuti dedaunan dari pepohonan yang berjejer di pinggir-pinggir jalan.

Ustadz Zain Badruttamam, salah seorang guru di Pesantren Raudhotul Ulum, bersama dengan saudaranya membawa kami menyusuri pinggiran Kota Pontianak.

Beliau menjelaskan akan memakan waktu sekitar dua jam perjalanan mengendarai motor untuk bisa sampai ke lokasi Pesantren Raudhotul Ulum yang terletak di Meranti, Desa Puguk Kecamatan Sungai Ambawang, Kalbar.

Selama di atas motor, Ustadz Zain bercerita bahwa jalan menuju Pesantren tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Apalagi jika habis turun hujan. Cerita beliau membuat saya penasaran dan ingin segera membuktikan akses jalan ke pesantren.

Halaman
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved