Selasa, 7 Oktober 2025

Investasi Lestari Jadi Topik Utama Forum Investasi dan Bisnis Berbasis Alam

Kabupaten Sigi telah menunjukkan komitmen dalam mengadopsi pendekatan pembangunan hijau dan berkelanjutan

Penulis: Fathia

“Sebagai lembaga yang bergerak di sektor isu reformasi agraria, KARSA Institute sudah mengenal rekam jejak pemerintahan di Kabupaten Sigi dibawah kepemimpinan Lapata. Sigi adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang concern terhadap isu-isu agrarian,” katanya.

Ia melanjutkan, Pemerintah Kabupaten Sigi bahkan bisa menjadi role model bagi pemerintah kabupaten lain di Sulawesu Tengah tentang bagaimana menjaga ekosistem tetap lestari mengingat lokasinya yang merupakan bagian Cagar Biosfer Lore Lindu.

Baca Juga: Sebanyak 25 UMKM Sigi Presentasikan Hasil Inovasi Produk Berbasis Alam di Festival Lestari 5 

Pada forum tersebut generasi muda diwakili oleh Komunitas Palu Kreatif Biondi, Sanda. Sanda mengaku bahwa anak muda tidak hanya datang meminta dan menuntut mengenai pelestarian alam.

Ia mengatakan, generasi muda bahkan telah berkontribusi dalam membantu berjalannya ekonomi hijau. Salah satunya yang bisa dilakukan adalah transformasi digital.

“Dalam isu lokal maupun global, dua isu yang paling sering ditemukan dalam diskusi kaum muda adalah pembangunan berkelanjutan dan transformasi digital. Sayangnya, keduanya selalu dibahas terpisah,” katanya.

Padahal, menurutnya, transformasi digital dapat mempercepat akses informasi yang berkaitan dengan bisnis berbasis alam. Lalu, digitalisasi juga bisa memperluas market UMKM dan pada saat bersamaan bisa memperjelas branding usaha yang digeluti. Sebagai digital native, kaum muda harus diberi peran.

''Dan ini membutuhkan kolaborasi dengan ekosistem lainnya. Sekali lagi, kaum muda tidak boleh ditinggalkan dalam isu pembangunan berkelanjutan. Generasi muda tidak boleh juga diwariskan dengan lingkungan yang rusak. Kami berhak menikmati lingkungan sehat dan nyaman. Sayangnya, dalam isu-isu strategis seperti itu, peran kaum muda cenderung tak dirangkul,” jelas Sanda.

 Baca Juga: BKPM Ajak Daerah Lain Ikut Terapkan Konsep Pembangunan Lestari

Sementara itu, Arma Janti dari Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNLL), menjelaskan bahwa sebagai institusi yang bertanggungjawab terhadap pengawasan kawasan konservasi pun mempunyai langkah-langkah untuk mendorong ekonomi berbasis alam tersebut.

“BTNLL punya prinsip 3P+1, yakni perlindungan, pengawetan, pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pola pendekatan ini, warga di yang berbatasan dengan wilayah TNLL mampu menjaga wilayah TNLL termasuk mengambil manfaat di dalamnya tanpa merusak ekosistemnya,” kata Arma.

Saat ini, ia menjelaskan, ada 72 desa yang berada di dalam atau berbatasan langsung dengan kawasan TNLL. Desa-desa itu melakukan perjanjian kerjasama (PKS) dengan BTNLL tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya di kawasan TNLL secara terukur dan bertanggungjawab.

Komitmen dari pelaku usaha

Komitmen dan dukungan terhadap ekonomi hijau datang pula dari kalangan pelaku usaha. Head of Business Development Teratai Fajar Anugerah mengungkapkan, setidaknya hingga 2026 pihaknya akan membantu enam perusahaan yang memiliki produk nature base di sektor pangan.

Nilai komitmen pembiyaannya sekitar 4 juta dollar AS. Perusahaannya pun harus yang masih kecil, sedang berkembang, dan berada di luar Jawa.

Halaman
1234
Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved