Selasa, 30 September 2025

Puluhan UMKM di Sigi Sepakati Kemitraan di Business and Partnership Matching Usaha Lestari

Business and Partnership Matching Usaha Lestari sukses mempertemukan 30 pelaku UMKM dengan calon mitra buyer dan investor.

Penulis: Yussy Maulia
Business and Partnership Matching Festival Lestari 5.  

Parapuan.co - Gedung Joglo Bukit Indah Doda, Kabupaten Sigi, dipadati oleh 30 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada Jumat (23/6/2023).

Para pelaku UMKM tersebut adalah peserta dari agenda Business and Partnership Matching Usaha Lestari yang merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Lestari 5. Adapun festival tersebut diinisasi oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).

Sebagai informasi, Business and Partnership Matching Usaha Lestari digelar untuk mempertemukan pelaku UMKM yang memiliki produk berbasis alam dengan calon mitra buyer dan investor.

Pertemuan kemitraan itu diikuti oleh 30 pelaku UMKM berbasis alam yang berasal dari sembilan anggota Kabupaten Lestari yang tergabung dalam LTKL. Para pelaku UMKM itu telah melalui proses kurasi yang ketat dari sekitar 3.000 pelaku UMKM yang melakukan registrasi.

Momentum pertemuan kemitraan yang baru pertama kali dilakukan di Indonesia itu tidak hanya menjadi peta jalan kepada pelaku UMKM untuk meng-upgrade kompetensi diri, tetapi juga sekaligus menjadi wahana untuk mempromosikan produk.

Hal itu diakui oleh Anas, salah satu pelaku UMKM yang menjual produk kerajinan anyaman berbahan tiko—rumput liar yang tumbuh di sekitar rawa. 

Tiko yang dijual oleh Anas dianyam sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang siap pakai, mulai dari tikar, keranjang, sandal, hingga berbagai perlengkapan rumah tangga.

Anas mengatakan anyaman tiko adalah salah satu kerajinan yang menjadi identitas Desa Beka. Keterampilan menganyam tiko diwarisi turun-temurun. Namun, belakangan, kerajinan tiko tak lagi banyak digeluti oleh warga desa.

Baca Juga: Kabupaten Sigi Terima Dana Investasi 2,65 Juta Dollar AS Berkat Festival Lestari 5

Usaha Anas juga sempat terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Namun, ia tergerak untuk mengangkat kerajinan anyaman tiko kembali. Usaha yang ia jalani selama tiga tahun terakhir tersebut masih berbasis rumahan sehingga pertemuan bisnis yang diadakan oleh Festival Lestari 5 adalah hal yang baru baginya.

Namun, ia mengatakan forum pertemuan seperti itu benar-benar menjadi stimulan untuk tetap fokus pada produk yang dihasilkannya, terutama dalam kaitan penerapan prinsip-prinsip keseimbangan alam.

“Calon mitra itu tegas soal wawasan lingkungan, makanya yang ini kami jaga dalam proses produksi nantinya. Misalnya, bagaimana kami mendapatkan bahan baku dari alam,” cerita Anas.

Dari pertemuan kemitraan itu, Anas mengaku menyepakati untuk menyuplai produk sandal anyaman berbahan tiko untuk sebuah hotel berbintang di Kota Palu. Kesepakatan lainnya dibuat bersama mitra Asosiasi Usaha Perhotelan yang memintanya memasok kerajinan anyaman dalam berbagai bentuknya.

“Jumlahnya juga tidak tanggung-tanggung, 100 unit setiap pekan. Kami akan mengusahakan dapat memenuhinya dengan meningkatkan kapasitas produksi dan menambah tenaga kerja yang saat ini baru lima orang,” ujar Anas.

Halaman
123
Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved