Selasa, 7 Oktober 2025

KSP Pantau Harga Pangan, Terpantau Sejumlah Komoditas Harganya Masuk Kategori Tidak Aman

Adapun KSP mengelompokkan komoditas pangan tersebut berdasarkan tiga status harga: aman, waspada, dan tidak aman.

Penulis: Reza Deni
Tribun Jakarta/Dionsius Arya Bima Suci.
ILUSTRASI BERAS - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengungkapkan ada beberapa komoditas pangan strategis dipantau KSP dalam satu minggu terakhir. Dalam paparannya, sejumlah komoditas pangan masuk kategori Tidak Aman, dan tingkat disparitas harga antardaerah masuk kategori Sedang dan Tinggi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengungkapkan ada beberapa komoditas pangan strategis dipantau KSP dalam satu minggu terakhir.

Kantor Staf Kepresidenan (KSP) adalah lembaga nonstruktural yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia.

Baca juga: Wujud Kepedulian, Polsek Sangkulirang Bagikan 100 Sak Beras ke Warga Karangan

Adapun KSP mengelompokkan komoditas pangan tersebut berdasarkan tiga status harga: aman, waspada, dan tidak aman.

Komoditas pangan adalah bahan makanan pokok yang diproduksi, diperdagangkan, dan dikonsumsi secara luas sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia. 

Selain status harga, KSP juga mengelompokkan komoditas pangan berdasarkan disparitas harga antardaerah: rendah, sedang, dan tinggi.

Dalam paparannya, sejumlah komoditas pangan masuk kategori Tidak Aman, dan tingkat disparitas harga antardaerah masuk kategori Sedang dan Tinggi.

"Beras medium (zona 3), bawang putih, jagung di tingkat peternak, telur ayam ras, dan ada Minyak kita," ujar Tenaga Ahli Utama KSP Bodro Pambuditomo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025). 

Adapun maksud dari Zona 3 untuk komoditas beras medium yakni mencakup 10 kabupaten dengan selisih harga yang masih di atas 20 persen.

Sebagian besar kabupaten di Zona 3 berada di wilayah timur Indonesia, dengan harga beras medium paling tinggi sebesar Rp50 ribu per kg hingga Rp18 ribu per kg. 

"Zona tiga yang relatif paling tinggi ada Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Yahukimo, hingga Kabupaten Mappi," ujar dia.

Untuk komoditas minyak goreng atau Minyak Kita,"  kata Bodro.

Kemudian, Bodro mengatakan komoditas minyak goreng harganya relatif stabil, tetapi masih di atas harga eceran tertinggi (HET).

"Temuan verifikasi lapangan KSP di pasar-pasar, setidaknya terjadi dua harga di pasar atau di masyarakat," kata Bodro.

Harga yang pertama, dikatakan Bodro, dipasok oleh BUMN pangan, dan harga yang kedua yakni yang dipasok oleh agen atau pasar.

"(BUMN Pangan) harganya secara relatif terjangkau mendekati HET, dan agen secara relatif harganya sudah tinggi," kata dia.

Baca juga: Edi Suharto: yang Seharusnya Bertanggung Jawab di Kasus Korupsi Beras Bansos Pak Juliari, Bukan Saya

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved