Sabtu, 4 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

BGN Ungkap Penyebab Keracunan MBG di Bandung Barat: Kandungan Nitrit di Melon dan Lotek

BGN menyimpulkan penyebab keracunan 1.315 siswa yang menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat akibat senyawa nitrit

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
PERAWATAN KORBAN - Pelajar korban keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025). Hasil investigasi BGN terungkap penyebabnya. 

Hal ini sempat membuat beberapa dokter menunjukkan keheranannya kepada tim investigasi.

Namun, menurut Karimah, keracunan nitrit memang tidak memicu diare, karena sebagai zat toksik nitrit perlu didetoksifikasi di hati terlebih dahulu.

Adapun gejala pusing atau kepala terasa ringan, muncul karena terjadi pelebaran pembuluh darah, yang juga merupakan ciri keracunan nitrat.

Gejala ini menunjukkan persentase cukup besar, sebanyak 29 persen, dan berada di peringkat kedua setelah gejala di saluran pencernaan bagian atas.

“Gejala lemas dan sesak nafas yang dikeluhkan sebagian korban juga menunjukkan keracunan nitrit. Sebab, nitrit bisa menyebabkan methemoglobinemia, di mana kemampuan hemoglobin di dalam darah untuk membawa oksigen menjadi berkurang, sehingga sel-sel tubuh merasa lemas, dan di paru-paru terasa sesak,” ujar Karimah.

Tim Investigasi Independen BGN yang dipimpin Karimah justru tidak menemukan bakteri jahat penyebab keracunan makanan, seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus. 

Selain itu, tim investigasi juga tidak menemukan racun sianida, arsen, logam berat atau pestisida, kecuali nitrit dalam uji toksikologi.

Ia mengatakan Nitrit atau zat lain dalam buah atau sayuran tidak selalu tersebar merata di seluruh makanan.

Saat makan satu buah jeruk, sebagian bisa manis, tapi ada yang asam atau kecut, karena kadar gula buah atau fruktosanya, tidak menyebar secara merata.

Dampaknya pun bisa berbeda-beda pada setiap individu, tergantung kondisi kesehatan masing-masing anak.

"Mereka yang memiliki sistem pertahanan tubuh yang kuat atau detoksifikasi yang prima bisa dengan cepat atau lebih mudah mengeluarkan nitrit dari dalam tubuh, setelah mengalami metabolisme,” ujar Karimah.

Sementara itu soal korban yang tercatat mencapai 1.315 orang, kata dia karena yang dicatat Puskesmas maupun RSUD, dan diberitakan media, adalah semua siswa yang datang ke Puskesmas.

Sebab, ada imbauan lewat voice note yang mengajak siswa penyantap MBG untuk datang ke kedua fasilitas kesehatan itu, agar mendapat pemeriksaan gratis dengan diantar ambulance.

"Para orang tua memanfaatkan kesempatan ini dan meminta anak-anaknya datang ke Puskesmas," katanya.

Fakta ini didapatkan karena data pasien rawat inap korban keracunan MBG sebanyak 7 persen.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved