Sabtu, 4 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Kekhawatiran Ibu-ibu di Tangsel Imbas Maraknya Kasus Keracunan MBG

Sejumlah Ibu-ibu di Tangsel mulai enggan memberikan menu program Makan Bergizi Gratis yang disediakan di sekolah kepada anak-anak mereka.

KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO
ILUSTRASI MBG - Sejumlah Ibu-ibu di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai enggan memberikan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolah kepada anak-anak mereka. Pasalnya, mereka mengkhawatirkan kualitas makanan yang kerap basi serta selera anak-anak yang tidak cocok. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah Ibu-ibu di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai enggan memberikan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolah kepada anak-anak mereka.

Pasalnya, mereka mengkhawatirkan kualitas makanan yang kerap basi serta selera anak-anak yang tidak cocok.

Hal ini disampaikan oleh Mursinah, bukan nama sebenarnya, kepada TribunTangerang.com di Pondok Aren, Kamis (2/10/2025).

“Kadang masaknya dari malam, terus ditutup panas-panas. Jadi pas sampai ke anak, udah kayak basi gitu. Tapi ya saya enggak masalah soal MBG, cuma sayang aja,” ujarnya.

Mursinah mengatakan, menu MBG tergolong standar, seperti tumis sayuran atau buah potong seperti salak. 

Namun, makanan tersebut tidak selalu sesuai dengan selera anak-anak.

“Anak-anak saya kadang milih-milih. Kalau lagi ada lauk kayak ayam, baru dimakan. Tapi seringnya enggak disentuh,” imbuhnya.

Kekhawatiran meningkat setelah adanya kabar kasus keracunan MBG di beberapa wilayah, termasuk di Tangsel.

Hal ini membuat sebagian orang tua mengambil langkah lebih hati-hati.

“Kadang was-was juga. Udah dua mingguan ini anak saya di SMP enggak makan MBG. Takut keracunan,” ungkap Mursinah.

Senada dengan Mursinah, Asri menyarankan program MBG diganti dengan uang tunai yang bisa dikelola orang tua.

Baca juga: Rapid Test Masuk Dapur MBG, Menkes: Bahan Baku, Air hingga Makanan Matang Diuji

“Kalau saya sih mending diganti uang aja. Jadi saya tahu makanan apa yang dimakan anak saya. Lebih hemat juga, enggak dibuang,” tuturnya.

Wanita yang akrab disapa Mama Banyu itu berujar, makanan MBG kerap dibuang karena tidak dimakan dan sudah basi saat tiba di rumah.

“Sayang banget, kadang nyampe rumah udah basi. Ya akhirnya dibuang. Enggak bisa dimakan lagi," terangnya.

Meski begitu, ia menilai pengelolaan makanan MBG sudah membaik, seperti penggunaan mayones dalam kemasan saset agar lebih tahan lama.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved