Kisah Clara Sumarwati, Penakluk Everest 1996 yang Prestasinya Sempat Tak Diakui, Kini Tutup Usia
Clara Sumarwati, penakluk Everest pertama asal Indonesia telah tutup usia. Adapun prestasinya sempat diakui dan membuatnya depresi.
Pasalnya, pada tahun 1994, dia bersama lima pendaki lainnya yang tergabung dalam Perkumpulan Pendaki Gunung Angkatan Darat (PPAD) melakukan pendakian ke Everest tetapi berujung tidak bisa mencapai puncak.
Clara dan timnya hanya bisa mencapai ketinggian sekitar 7.000 mdpl karena terhadang kondisi medan yang berat dan berbahaya di jalur selatan Pegunungan Himalaya atau yang lazim disebut South Col.
Kegagalan ini membuat Clara tak patah arang dan justru semakin membuatnya termotivasi untuk menaklukan Everest.
Akhirnya dia sempat berpikiran untuk kembali mendaki pada 17 Agustus 1995 atau tepat ketika HUT RI ke-50. Namun, ketika itu, tidak ada perusahaan yang mau menyeponsori ekspedisinya itu.
Saat itu, Clara menyebut total biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pendakian ke Everest mencapai Rp500 juta.
Singkat cerita, pihak Istana pun menyanggupi keinginan Clara tersebut. Namun, lantaran tengah ada badai dahsyat di Pegunungan Himalaya, pendakian pun ditunda.
Akhirnya, Clara pun melakukan pendakian setahun setelahnya dan berhasil menuju puncak Everest pada 26 September 1996 lalu.
Clara pun langsung memperoleh predikat sebagai pendaki pertama asal Indonesia yang berhasil menuju puncak Everest.
Namanya pun tercatat di buku berjudul Everest karya penulis asal Inggris, Walt Unsworth yang terbit pada tahun 1999.
Selain itu, nama Clara juga tercatat dalam buku karya pendaki asal Italia, Reinhold Messner berjudul Everest: Expedition to the Ultimate yang terbit di tahun sama.
Prestasi Clara juga dituangkan oleh penulis asal Indonesia bernama Furqon Ulya Himawan dalam buku berjudul Indonesia Menjejak Everest.
Sempat Depresi karena Prestasinya Tak Diakui
Namun, meski namanya tercatat dalam berbagai buku, prestasi Clara mencapai puncak Everest sempat diragukan berbagai pihak.
Pasalnya, tidak ada bukti otentik seperti foto Clara menancapkan bendera Merah Putih ketika mencapai puncak Everest.
Padahal, menurut berbagai pencatatan pendakian di dunia, Clara diakui sebagai pendaki ke-836 yang bisa mencapai puncak Everest.
Melihat prestasinya tidak diakui membuat Clara depresi. Bahkan, dia sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) setahun setelah pendakiannya ke Everest.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.