Sabtu, 4 Oktober 2025

Karier Moncer Bibit Waluyo, Eks Gubernur Jateng yang Diberi Pangkat Jenderal Kehormatan oleh Prabowo

Bibit Waluyo mendapat kenaikan pangkat istimewa yakni jenderal kehormatan dari Presiden Prabowo Subianto.

zoom-inlihat foto Karier Moncer Bibit Waluyo, Eks Gubernur Jateng yang Diberi Pangkat Jenderal Kehormatan oleh Prabowo
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
KARIER BIBIT WALUYO - Bibit Waluyo saat masih jadi Gubernur Jateng dan Joko Widodo saat masih jadi Walikota Solo menghadiri penandatanganan dukungan dari pemerintah atas rekonsiliasi Keluarga Keraton Surakarta, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/6/2012). Keraton Surakarta mengalami perpecahan pada tahun 2004, setelah wafatnya Paku Buwono XII yang tidak meninggalkan putera mahkota, namun dengan adanya rekonsiliasi tersebut kini Keraton Surakarta bersatu dengan PB XIII Hangabehi sebagai rajanya. Bibit Waluyo mendapat kenaikan pangkat istimewa yakni jenderal kehormatan dari Presiden Prabowo Subianto.

Pada tahun 1999, Bibit berhasil diangkat menjadi Pangdam IV/Diponegoro.

Namun, tak lama setelah itu, ia dimutasi sebagai Komandan Seskoad pada tahun 2000.

Setelah itu, Bibit Waluyo diutus untuk mengisi kursi jabatan seabagai Panglima Kodam Jaya pada tahun 2001.

Barulah pada tahun 2002 Bibit Waluyo diangkat untuk menjabat sebagai Panglima Kostrad hingga masa pensiunnya pada tahun 2004.

Ketegangan Bibit Waluyo vs Jokowi

Pada tahun 2011, Bibit Waluyo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, sedangkan Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo.

Kala itu ketegangan sempat terjadi antara Bibit Waluyo dan Jokowi terkait dengan polemik pembangunan mal di Solo.

Mal tersebut rencananya akan dibanguna di atas lahan bangunan kuno bekas pabrik Es Saripetojo.

Bibit selaku gubernur sudah menyetujui rencana pembangunan mal tersebut.

Akan tetapi, Jokowi menentang pembangunan mal tersebut di Kota Solo, apalagi mengubah bangunan bersejarah seperti Pabrik Es Saripetojo.

Bibit Waluyo lantas menyebut Jokowi wali kota yang bodoh karena menentang kebijakannya.

Perang dingin itu terjadi pada 27 Juni 2011.

Meski dihina bodoh, Jokowi tetap menanggapi santai pernyataan Bibit Waluyo itu.

"Ya memang saya bodoh, dari dulu memang saya bodoh, saya nggak pinter. Saya mengakui itu. Dibilang begitu ya nggak apa-apa," kata Jokowi, dikutip dari kanal YouTube Metro TV.

Sungkem atau cium tangannya kepada Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo merupakan bentuk penghormatan junior kepada seniornya. Menurutnya, Bibit dipandang lebih senior ketimbang dirinya dalam segala hal.

Pada tahun 2012, Jokowi yang bukan lagi Wali Kota Solo, melainkan Gubernur DKI Jakarta, tampak mencium tangan Bibit.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved