Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Riwayat Pendidikan Ahli Gizi Dokter Tan Shot Yen, Sosoknya Viral usai Kritik Program MBG

Sosok Dokter Tan Shot Yen viral setelah mengkritik program MBG saat audiensi bersama Komisi IX DPR RI, Senin (22/9/2025).

Tangkap layar YouTube TV Parlemen
KRITIK MBG - Ahli Gizi Dokter Tan Shot Yen saat audiensi bersama Komisi IX DPR RI terkait program MBG, Senin (22/9/2025). Dalam kesempatan itu, Dokter Tan menyoroti menu MBG dan ahli gizi di SPPG yang minim pengalaman. 

TRIBUNNEWS.com - Sosok ahli gizi Dokter Tan Shot Yen menjadi viral setelah mengkritik keras program Makanan Bergizi Gratis (MBG) saat audiensi dengan Komisi IX DPR RI, Senin (22/9/2025).

Cuplikan videonya beredar luas di X dan salah satunya diunggah akun @gamilaarief.

Dalam kesempatan itu, ia menyoroti menu MBG yang disajikan hingga ahli gizi yang minim pengalaman.

Dokter Tan menyayangkan, alih-alih memanfaatkan bahan pangan lokal Indonesia, menu MBG justru kerap menyajikan makanan ala Barat yang tak sesuai identitas bangsa.

"Tapi, yang terjadi di Lhoknga sampai dengan Papua yang dibagi adalah burger, di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia."

"Enggak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia. Dibagi spageti, dibagi bakmi gacoan, oh my God," kata Dokter Tan, Senin, dikutip dari YouTube TV Parlemen.

Baca juga: Isi Menu MBG Diduga Penyebab Keracunan 842 Siswa di KBB, Berasal dari 2 Dapur Berbeda

Ia juga menyoroti pemberian susu formula sebagai salah satu sajian MBG.

Padahal, kata dia, warga Indonesia yang termasuk etnis Melayu, sebagian besar intoleransi laktosa, di mana tubuh tidak bisa mencerna sejenis gula dalam susu dan produk susu, karena kekurangan enzim laktase.

"Tidak banyak orang yang tahu bahwa etnik Melayu, 80 persen etnik Melayu intoleransi laktosa," ucapnya.

Lebih lanjut, Dokter Tan menyayangkan ahli gizi minim pengalaman yang bekerja di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Ia mengungkapkan, saat rekan-rekannya sesama ahli gizi senior berkunjung ke SPPG, banyak ahli gizi yang tak paham saat ditanya HACCP.

HACCP atau Hazard Analysis and Critical Control Point, adalah sistem manajemen risiko berbasis ilmiah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya keamanan pangan di setiap tahap proses produksi, mulai dari bahan baku hingga produk akhir.

Sistem ini bertujuan mencegah kontaminasi dan menjamin keamanan produk pangan sehingga aman dikonsumsi.

"Emang di SPPG nggak ada ahli gizi? Ada, tapi setelah teman-teman kami yang lebih senior datang ke SPPG, ya Allah, ahli gizinya baru lulus."

"Dan lebih lucu lagi mereka nggak tahu ketika ditanya apa itu HACCP. Jam terbangnya masih kurang, apalagi bicara tentang UPF (Ultra-Processed Food)," tutur Dokter Tan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan