Rabu, 1 Oktober 2025

Profil dan Sosok

Kiprah Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang Jejak Diplomasinya Diikuti Prabowo di Sidang Umum PBB

Menelusuri jejak sejarah ayah Presiden RI Prabowo Subianto, Prof. Sumitro Djojohadikusumo, di forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Istimewa, Instagram/prabowo
DIPLOMASI INDONESIA - Kolase Foto: Prof. Sumitro Djojohadikusumo dan Prabowo Subianto. Nama Sumitro Djojohadikusumo belakangan ini menggema ketika sang anak yang kini menjadi Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, akan menyampaikan pidato di Sidang Umum ke-80 PBB atau 80th Session of the UN General Assembly (UNGA 80) di New York, Amerika Serikat pada Selasa (23/9/2025) waktu setempat. 

Selanjutnya, memorandum yang ditulis Sumitro tersebut diterbitkan di surat kabar New York Times pada 21 Desember 1948.

Adapun argumen yang disampaikan Sumitro dalam memorandum ini, bahwa bantuan dana dari Amerika Serikat kepada Belanda dipakai untuk melakukan agresi militer di Indonesia, terbukti benar adanya.

Sehingga, Menteri Luar Negeri AS saat itu, Robert A Lovett, menghentikan bantuan ekonomi kepada Belanda.

Penghentian aliran dana ini kemudian memaksa Belanda berunding dengan Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda.

Sampai akhirnya, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia melalui konferensi tersebut.

Setahun kemudian, tepat pada 17 Agustus 1950, Republik Indonesia Serikat (RIS) resmi menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

(Tribunnews.com/Rizki A.)

Artikel ini diolah dari Kompas.com dan prabowosubianto.com

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved