Profil dan Sosok
Kiprah Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang Jejak Diplomasinya Diikuti Prabowo di Sidang Umum PBB
Menelusuri jejak sejarah ayah Presiden RI Prabowo Subianto, Prof. Sumitro Djojohadikusumo, di forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selanjutnya, memorandum yang ditulis Sumitro tersebut diterbitkan di surat kabar New York Times pada 21 Desember 1948.
Adapun argumen yang disampaikan Sumitro dalam memorandum ini, bahwa bantuan dana dari Amerika Serikat kepada Belanda dipakai untuk melakukan agresi militer di Indonesia, terbukti benar adanya.
Sehingga, Menteri Luar Negeri AS saat itu, Robert A Lovett, menghentikan bantuan ekonomi kepada Belanda.
Penghentian aliran dana ini kemudian memaksa Belanda berunding dengan Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda.
Sampai akhirnya, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia melalui konferensi tersebut.
Setahun kemudian, tepat pada 17 Agustus 1950, Republik Indonesia Serikat (RIS) resmi menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
(Tribunnews.com/Rizki A.)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dan prabowosubianto.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.