Minggu, 5 Oktober 2025

7 Cara Mengatasi Gas Air Mata yang Terbukti Efektif, Lakukan Ini Jika Terpapar!

Cara mengatasi paparan gas air mata, menjauhi sumber paparan, jangan menggosok mata atau wajah hingga hindari penggunaan krim atau salep.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
GAS AIR MATA - Warga melakukan aksi menuntut pengusutan kasus penabrakan pengemudi ojek online oleh mobil rantis Brimob di Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). Cara mengatasi paparan gas air mata, menjauhi sumber paparan, jangan menggosok mata atau wajah hingga hindari penggunaan krim atau salep. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan gas air mata sebagai alat pengendalian massa oleh aparat keamanan semakin sering terjadi, terutama dalam demonstrasi besar, kerusuhan sipil, hingga pengamanan stadion

Gas air mata adalah senyawa kimia iritan yang digunakan untuk mengendalikan kerumunan atau membubarkan massa dengan cara menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan sementara pada tubuh manusia.

Meski disebut “gas”, zat ini sebenarnya berbentuk padatan atau cairan yang disebarkan dalam bentuk aerosol atau partikel halus ke udara.

Cara kerja gas air mata yakni dengan mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, paru-paru, dan kulit. 

Efeknya bisa sangat menyakitkan, bahkan berbahaya bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.

Paparan gas air mata dapat menimbulkan gejala akut seperti mata perih dan berair, sesak napas, batuk keras, kulit terbakar, hingga muntah dan pingsan. 

Dalam kasus ekstrem, paparan berkepanjangan dapat menyebabkan glaukoma, luka bakar kimia, bahkan gagal napas.

Lantas, apa saja kandungan gas air mata?

Menurut website Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jember (FMIPA UNEJ), gas air mata umumnya mengandung senyawa iritan seperti:

  • CS (chlorobenzylidene malononitrile) – paling sering digunakan, bereaksi cepat dengan kelembapan tubuh
  • CN (chloroacetophenone) – lebih lama efeknya, digunakan dalam semprotan Mace
  • CR (dibenzoxazepine), dan kombinasi bahan kimia lainnya – memiliki tingkat iritasi berbeda, beberapa lebih beracun

Senyawa ini bekerja dengan cara merangsang saraf sensorik di mata, hidung, dan saluran napas, menyebabkan rasa terbakar, batuk, dan kebingungan.

Kekuatannya bervariasi dengan efek yang ditimbulkan bervariasi juga. 

Baca juga: Risiko Kesehatan yang Bisa Terjadi Jika Terpapar Gas Air Mata Kedaluwarsa

Penggunaan bahan-bahan kimia pada gas air mata ini menimbulkan bahaya untuk Kesehatan. 

Rasa sakit akibat gas air mata 10.000 kali lebih kuat daripada minyak dalam wasabi karena adanya kandungan chlorobenzylidenemononitrile dan dibenzoxazepine. 

Beberapa dampaknya untuk Kesehatan yaitu rasa gatal, kebutaan sementara, luka bakar, pandangan kabur, pendarahan, kerusakan dan lain-lain tergantung jarak dari penembakannya.

Lalu bagaiamana cara mengatasi paparan gas air mata jika kita terkena?

Simak langkah-langkah cara mengatasi paparan gas air mata berikut ini, melansir dari US Centers for Disease Control and Prevetion (CDC).

Cara Mengatasi Paparan Gas Air Mata

1. Segera Menjauh dari Sumber Paparan

Langkah pertama dan paling penting adalah keluar dari area terpapar dan menuju tempat dengan udara segar. 

Semburan gas air mata cenderung mengendap di permukaan tanah, jadi naik ke tempat yang lebih tinggi bisa membantu mengurangi paparan.

2. Jangan Menggosok Mata atau Wajah

Menggosok bagian tubuh yang terpapar hanya akan menyebarkan partikel kimia lebih luas. 

Hindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan dengan air bersih.

3. Bilas dengan Air Bersih Mengalir

CDC menyarankan untuk membilas mata dan kulit dengan air bersih selama 10–15 menit. 

Gunakan air dingin, bukan air panas, karena panas bisa membuka pori-pori dan memperparah penyerapan zat.

GAS AIR MATA- Pekat gas air mata masih terasa, di kawasan Semanggi tepatnya di depan Halte Polda Metro Jaya, Sabtu pagi (30/8/2025) sekitar pukul 09.00 WIB
GAS AIR MATA- Pekat gas air mata masih terasa, di kawasan Semanggi tepatnya di depan Halte Polda Metro Jaya, Sabtu pagi (30/8/2025) sekitar pukul 09.00 WIB (Taufik Ismail/Tribunnews.com)

4. Lepaskan Pakaian yang Terpapar

Segera lepaskan pakaian yang terkena gas dan simpan dalam kantong plastik tertutup. Hindari menyentuh bagian luar pakaian. 

Mandi dengan sabun lembut dan air dingin untuk membersihkan sisa partikel di kulit.

5. Gunakan Kompres Dingin untuk Luka Ringan

Jika muncul rasa terbakar ringan di kulit, kompres dingin bisa membantu meredakan nyeri. 

Menurut artikel kesehatan Cleveland Clinic, saline atau air dingin dapat digunakan untuk mendinginkan area yang teriritasi, dan gel aloe vera bisa membantu menenangkan kulit.

6. Hindari Penggunaan Krim atau Salep Tanpa Petunjuk Medis

Jangan langsung menggunakan krim atau salep antibakteri pada luka akibat gas air mata, kecuali atas saran tenaga medis. 

Beberapa zat bisa bereaksi dengan sisa partikel kimia dan memperburuk kondisi.

7. Cari Bantuan Medis Jika Gejala Berat

Jika mengalami sesak napas parah, muntah terus-menerus, atau kehilangan kesadaran, segera cari pertolongan medis. 

Paparan dalam ruang tertutup atau dalam dosis tinggi bisa menyebabkan kerusakan paru-paru, glaukoma, bahkan kematian.

Gejala Umum Paparan Gas Air Mata

Adapun gejala yang muncul segera setelah terpapar gas air mata meliputi:

  • Mata: perih, berair berlebihan, penglihatan kabur, kemerahan
  • Hidung: pilek, rasa terbakar, pembengkakan
  • Mulut dan tenggorokan: iritasi, sulit menelan, air liur berlebihan
  • Paru-paru: sesak napas, batuk, suara mengi, nyeri dada
  • Kulit: ruam, rasa terbakar, luka ringan
  • Lainnya: mual, muntah, disorientasi

Pencegahan dan Pelindungan dari Gas Air Mata

  1. Gunakan masker, kacamata pelindung, dan pakaian panjang saat berada di area berisiko
  2. Hindari area demonstrasi jika tidak memiliki kepentingan langsung
  3. Siapkan air bersih, saline, dan tisu basah bebas alkohol sebagai perlengkapan darurat

Gas air mata bukan sekadar alat pembubaran massa.

Namun, senyawa kimia yang bisa menimbulkan dampak kesehatan serius. 

Edukasi dan kesiapsiagaan menjadi kunci agar masyarakat tidak menjadi korban berikutnya.

(Tribunnews.com/M Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved