Demo di Jakarta
Risiko Kesehatan yang Bisa Terjadi Jika Terpapar Gas Air Mata Kedaluwarsa
Demo di Jakarta menyisakan dugaan penggunaan gas air mata kedaluwarsa oleh polisi untuk membubarkan demo.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Unjuk rasa di sejumlah titik di Jakarta menyisakan dugaan penggunaan gas air mata kedaluwarsa oleh polisi untuk membubarkan demo.
Gas air mata adalah kumpulan bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, saluran pernafasan dan kulit.
Baca juga: Hampir Kena Gas Air Mata saat Demo di Gedung DPR, Lisa Mariana: Gua Tiban Apa Nih Gedung?
Bentuknya bukan berupa gas melainkan bubuk yang biasa digunakan dari granat, tabung maupun semprotan.
Pakar farmakologi dan farmasi klinik UGM, Prof. Apt. Zullies Ikawati mengatakan, kandungan kimia gas air mata yang paling sering digunakan adalah CS gas (2-chlorobenzylidene malononitrile), kemudian OC (oleoresin capsicum).
Menurut dia, produk gas air mata memang punya masa kedaluwarsa karena pelarut dan bahan pendorong (propelan) bisa menurun tekanannya.
Baca juga: Kericuhan di Mako Brimob Kwitang: Massa Lempar Petasan, Polisi Balas Gas Air Mata
“Hal ini membuat senyawa kimia bisa terdegradasi dimana produk bisa lebih iritan atau bahkan beracun, seperti degradasi CS bisa menghasilkan senyawa klorinasi lain,” kata dia kepada wartawan Senin (1/9/2025).
Adapun risiko gas air pada tubuh berupa iritasi mata, hidung, tenggorokan, sesak napas, batuk hingga mual.
“Tetapi jika ada produk degradasi, bisa menimbulkan iritasi kulit atau paru lebih berat,” ungkap dia.
Efek Gas Air Mata pada Tubuh
Dihubungi terpisah dokter spesialis paru Erlina Burhan mengungkapkan, efek gas air mata pada tubuh.
Dampaknya bisa bervariasi mulai dari ringan sampai berat.
Kondisi ini tergantung pada 4 hal seperti gas air mata disemprotkan di ruang terbuka atau tertutup, lama paparan, konsentrasi zat kimia yang terhirup hingga kondisi kerentanan seseorang.
Umumnya bisa dampak ringan bisa cepat sembuh.
Tetapi bila berat perlu pengawasan Rumah Sakit atau RS.
Bila terjadi komplikasi yang berat bisa meninggal walaupun kondisi ini sangat jarang terjadi.
“Paparan terhadap saluran napas akan menimbulkan iritasi yang berakibat batuk dan sesak nafas. Pada kondisi tertentu bisa menimbulkan asfiksia (kekurangan oksigen),” kata dokter di RSUP Persahabatan ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.