5 Pertolongan Pertama Jika Terkena Gas Air Mata, Jangan Kucek Mata!
Gas air mata bekerja dengan cara mengiritasi jaringan sensitif di mata, hidung, mulut, dan paru-paru.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Demonstrasi besar sering kali membuat aparat menggunakan gas air mata untuk mengurai massa.
Meski ampuh dalam mengendalikan kerumunan, gas ini bisa menimbulkan risiko kesehatan serius, terutama pada mata.
“Meskipun namanya mengandung kata ‘air mata’, zat ini bukan sekadar membuat mata berair saja," ungkap Spesialis Mata Eka Hospital Permata Hijau, dr. Agung Nugroho, Sp.M
Gas air mata bekerja dengan cara mengiritasi jaringan sensitif di mata, hidung, mulut, dan paru-paru.
Baca juga: Pengakuan Bripka Rohmad Sopir Rantis Sebelum Lindas Affan, Penglihatan Terganggu karena Gas Air Mata
Gejala yang muncul biasanya berupa mata merah, rasa terbakar, hingga bengkak pada kelopak mata.
Dalam beberapa kasus, paparan yang berat bisa menyebabkan kebutaan sementara atau permanen.
Untuk itu, masyarakat perlu memahami langkah pertolongan pertama. Berikut panduan yang bisa dilakukan:
1. Segera menjauh dari lokasi paparan. Carilah area terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
2. Jangan mengucek mata. Mengucek hanya memperparah iritasi.
3. Bilas dengan air bersih atau larutan saline. Ini membantu mengeluarkan partikel kimia yang menempel.
4. Lepas lensa kontak. Lensa dapat menyerap zat kimia berbahaya.
5. Cuci kulit dan rambut dengan sabun. Sisa partikel bisa menempel di tubuh dan memicu iritasi lanjutan.
Selain itu, jangan abaikan tanda bahaya. Jika penglihatan kabur lebih dari 30 menit, nyeri mata tidak berkurang setelah dibilas, atau disertai sesak napas, segera cari pertolongan medis.
“Jika mengalami salah satu dari gejala di atas, segera cari pertolongan medis ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.” Hal ini penting agar kerusakan permanen dapat dicegah sedini mungkin," tegasnya.
Masyarakat juga diimbau untuk menggunakan pelindung seperti kacamata renang atau masker kain tebal saat mengikuti aksi massa yang berpotensi ricuh.
Langkah sederhana ini bisa mengurangi risiko paparan langsung.
Dengan memahami risiko dan cara penanganannya, masyarakat bisa lebih siap menghadapi situasi darurat tanpa panik, sekaligus menjaga kesehatan mata tetap aman.
Prabowo Siapkan 9 Tokoh untuk Reformasi Polri, Ketua Masih Teka-teki |
![]() |
---|
Survei Terbaru Sebut Mayoritas Publik Nilai Koruptor Terlibat Kerusuhan Demo Agustus 2025 |
![]() |
---|
Bahlil Sentil DPRD Golkar: Jangan Cuma Duduk, Harus Peka Kondisi Rakyat |
![]() |
---|
Kabulkan Tuntutan Pendemo, PDIP Ganti Keanggotaan Pansus Pemakzulan Bupati Sudewo |
![]() |
---|
Ketua Komnas HAM: 10 Orang Tewas, 2 Masih Hilang dalam Demonstrasi Agustus–September 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.