Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Soroti Gelombang Aksi Demonstrasi, Pemerhati Kebijakan Ingatkan Masyarakat Waspada Provokasi
Pemerhati Kebijakan Publik, Sudarsono Hadisiswoyo, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kerusuhan yang melanda Jakarta.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati Kebijakan Publik, Sudarsono Hadisiswoyo, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kerusuhan yang melanda Jakarta dan sejumlah daerah.
Sudarsono Hadisiswoyo adalah seorang pengamat kebijakan publik yang kerap memberikan analisis dan kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Ia juga dikenal sebagai Konsultan Senior di berbagai kementerian, lembaga, dan sektor swasta, serta aktif sebagai aktivis untuk nusantara.
Ia menyoroti tragedi meninggalnya seorang pengemudi ojek online dalam peristiwa tersebut, yang memantik simpati luas dari masyarakat.
Lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Administrasi Negara, Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama Jakarta ini menilai, keberhasilan Presiden Prabowo Subianto dalam sejumlah kebijakan justru mengusik pihak-pihak tertentu.
Ia mencontohkan penghentian impor beras untuk memperkuat kedaulatan pangan, program Makanan Bergizi (MBG) bagi masyarakat, hingga penindakan tegas kasus korupsi besar di perusahaan pelat merah dan kementerian.
“Keberhasilan-keberhasilan ini tampaknya mengganggu pihak-pihak tertentu yang mencoba mengalihkan perhatian publik melalui hasutan, bahkan diduga mendanai kerusuhan sebagai bagian dari permainan ‘bola billiard politik’,” kata Sudarsono ditulis, Sabtu (30/8/2025).
Direktur Eksekutif di Focus Survei Indonesia sejak Desember 2013 hingga Mei 2014 ini mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap provokasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Menurutnya, kelompok tertentu sengaja membangun narasi negatif untuk merusak stabilitas nasional demi kepentingan sempit.
Sudarsono juga melontarkan kritik kepada sejumlah wakil rakyat yang dinilai tidak berpihak kepada kepentingan publik.
“Hak rakyat justru diperjualbelikan oleh para wakilnya. Ke depan, rakyat harus diberikan pilihan agar mereka tidak kembali dipercaya,” ujarnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa kritik tetap penting sebagai bagian dari demokrasi, asalkan disampaikan tanpa provokasi.
“Stabilitas dan kedaulatan negara harus dijaga demi kesejahteraan rakyat. Jika diabaikan atau dikelola keliru, harapan rakyat akan pudar,” pungkasnya.
Gelombang demonstrasi yang telah berlangsung sejak 25 Agustus 2025 terus meluas dan kian panas hingga Sabtu siang (30/8/2025).
Aksi unjuk rasa tersebut sebagai respons atas insiden tewasnya driver ojek online (ojol), Affan Kurniawan, yang terlindas mobil Rantis Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam itu berujung ricuh.
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Mahasiswa Apresiasi Golkar Buka Ruang Dialog Dengar Aspirasi Rakyat Soal Tuntutan 17+8 |
---|
Gas Air Mata Kedaluwarsa & Polisi Brutal Disorot, Kapolri: Reformasi Jalan Terus |
---|
Tim Reformasi Polri Digeber Pekan Ini, Ini Alasan Prabowo Bergerak Cepat |
---|
Fraksi PAN DPR RI Bahas Tuntutan 17+8 Bersama Organisasi Perempuan dan Elemen Mahasiswa |
---|
Tetap Kritis Suarakan Perjuangan Rakyat, Erick Yusuf Sebut Unjuk Rasa Harus Damai, Tanpa Kekerasan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.