Senin, 29 September 2025

Mengenal Badan Industri Mineral, Baru Dibentuk Prabowo di Kala Efisiensi, Kepalanya Mendiktisaintek

Mengenal Badan Industri Mineral, lembaga baru yang nantinya, sesuai namanya, bergerak di bidang industri pertambangan.

YouTube Sekretariat Presiden
BADAN INDUSTRI MINERAL - Dalam foto: Guru Besar Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB, Brian Yuliarto saat baru saja dilantik menjadi Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu (19/2/2025). Presiden RI Prabowo Subianto menunjuk Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto sebagai Kepala Badan Industri Mineral. 

Target efisiensinya mencapai Rp 306,6 triliun, terdiri dari:

  • Rp256,1 triliun dari kementerian dan lembaga pusat,
  • Rp50,5 triliun dari transfer ke daerah

Pembentukan lembaga baru di tengah efisiensi anggaran bisa memiliki dampak positif maupun negatif.

Untuk dampak positif, lembaga baru yang dibentuk pemerintah dapat memberikan efektivitas kebijakan, menciptakan inovasi dan teknologi baru untuk mendukung efisiensi, dan menyerap tenaga kerja.

Sementara, ada dampak negatif yang tidak boleh dikesampingkan pula, seperti butuh anggaran tambahan untuk operasional, rekrutmen, dan infrastruktur sehingga kontradiktif dengan efisiensi itu sendiri, atau ada birokrasi baru yang bisa menambah beban administrasi, seperti gaji pegawai, fasilitas, dan koordinasi antarlembaga.

Apa Itu Rare Earth Element yang Nantinya Dikelola Badan Industri Mineral?

Dikutip dari artikel What are rare earth elements, and why are they important? yang diunggah di laman americangeosciences.org, unsur logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element (REE) terdiri atas 17 unsur logam dan menjadi bagian penting dari banyak perangkat berteknologi tinggi.

Ke-17 unsur logam tersebut mencakup 15 lantanida, mulai lantanum (La) sampai lutesium (Lu) pada tabel periodik, dengan nomor atom 57 sampai 71.

Kemudian, 15 unsur tersebut ditambah skandium (Sc) dan itrium (Y).

Siaran pers Survei Geologi AS "Going Critical" menjelaskan:

"Unsur tanah jarang (REE) merupakan komponen penting dari lebih dari 200 produk di berbagai aplikasi, terutama produk berteknologi tinggi, seperti telepon seluler, hard drive komputer, kendaraan listrik dan hibrida, serta monitor layar datar dan televisi."

"Aplikasi pertahanan yang signifikan juga membutuhkan unsur ini, seperti layar elektronik, sistem pemandu, laser, serta sistem radar dan sonar."

Sementara itu, dalam catatan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) unsur logam tanah jarang (LTJ) dikategorikan sebagai mineral kritis, karena keberadaanya yang terbatas dan bernilai ekonomis. 

Sebagai tambahan, keberadaan unsur LTJ di alam tidak bisa berdiri sendiri; mereka terbentuk bersama dengan mineral lainnya. 

Contohnya, mineral yang mengandung unsur logam tanah jarang di antaranya adalah monasit (monazite), xenotim, dan zirkon, dan apatit yang terdapat pada batuan granitik.

Ketiga mineral tersebut dapat ditemukan sebagai mineral ikutan pada komoditi tambang seperti timah, emas, bauksit, dan nikel laterit.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan