Senin, 29 September 2025

Seputar Polri

Kisah Bripka Batias Yikwa Dirikan Rumah Baca untuk Anak-anak Papua di Kampung Baburia

Bripka Batias Yikwa dirikan Rumah Baca di Kampung Baburia, ajak anak-anak Papua semangat belajar meski jauh dari sekolah.

Editor: Content Writer
dok. Instagram/@polresmetrodepok
RUMAH BACA PAPUA - Anggota Banit 3 Satreskrim Polres Keerom, Bripka Batias Yikwa saat duduk bersama anak-anak, mengajarkan membaca di Kampung Baburia, Keerom. Sejak 2023, Bripka Batias Yikwa mendirikan Rumah Baca sebagai ruang belajar alternatif bagi anak-anak yang sulit menjangkau sekolah formal. 

TRIBUNNEWS.COM - Keterbatasan akses pendidikan di Kampung Baburia, Keerom, Papua tak menyurutkan semangat Bripka Batias Yikwa. Anggota Polres Keerom ini sejak 2023 mendirikan Rumah Baca sebagai ruang belajar alternatif bagi anak-anak yang sulit menjangkau sekolah formal. 

Banit 3 Satreskrim Polres Keerom ini mengaku peduli dengan masyarakat di Kampung Baburia. Ia berharap, masyarakat setempat bisa hidup lebih sejahtera. 

Oleh karena itu, Bripka Batias memperhatikan berbagai aspek yang bisa memajukan warga, hingga tercetusnya Rumah Baca di Kampung Baburia. Menurutnya, akses belajar masih menjadi kendala bagi banyak anak-anak. Tak semua dusun di wilayah tersebut dekat dengan sekolah. 

“Dampaknya, ada anak-anak yang seharusnya sudah memenuhi syarat masuk sekolah tapi justru tidak bersekolah,” kata Bripka Batias. 

Ia pun berinisiatif membangun Rumah Baca agar anak-anak tetap memiliki kesempatan belajar. 

“Saya berinisiatif untuk membangun perpustakaan, jadi adik-adik ini setelah belajar pagi, sorenya meluangkan waktu di perpustakaan,” ujar Bripka Batias. 

Tidak hanya diminati anak-anak, perpustakaan buatannya juga menarik perhatian orang dewasa. Ia menceritakan ada sejumlah masyarakat yang belum bisa membaca, sehingga ia turut mengajarkan mereka. 

Selain itu, perpustakaan tersebut juga menyediakan buku tentang pertanian, sehingga mama-mama di kampung ikut tertarik belajar. 

“Ada orang tua yang belum bisa membaca, jadi saya mengajarkan mereka. Untuk mama-mama juga ada buku pertanian. Saya mengajarkan cara menanam yang baik, memilih bibit, hingga penggunaan pupuk,” jelasnya. 

Baca juga: Dari Tahfidz Al-Quran jadi Polisi: Kisah Bripda Zainal yang Tetap Mengajar Anak-anak di TPA

Namun, perjuangan itu tidak selalu mudah. Perpustakaan yang didirikan Bripka Batias sempat terbakar pada November tahun lalu. 

“Saya dengar perpustakaan itu terbakar setelah 3 hari. Itu terjadi pada musim kemarau, jadi bakar sampah itu api naik ke atap. Masyarakat tidak ada yang kasih tahu, mungkin takut saya marah,” jelas Bripka Batias. 

Hal itu membuat Bripka Batias sempat sedih dan patah semangat. Namun, ia tak berlarut dalam kesedihan. Ia kemudian meminta pemerintah desa menyediakan satu ruangan di kantor desa sebagai perpustakaan sementara.  

“Hari itu saya sedih, tapi setelah saya tanya-tanya ternyata itu bukan sengaja dibakar, itu musibah. Saya tidak marah, kemudian saya minta satu ruangan di kantor desa untuk perpustakaan,” tutur Bripka Batias. 

Bripka Batias berharap, hadirnya Rumah Baca dapat menjadi solusi untuk membantu masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa, agar tetap belajar dan mengembangkan kemampuan membaca. 

“Sebagai anak asli Papua, saya ingin program ini tidak berhenti di sini saja. Harapannya masyarakat bisa hidup lebih mandiri, lebih semangat, dan ke depan ada perubahan lebih baik,” tegas Bripka Batias. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan