Minggu, 5 Oktober 2025

Anak Disabilitas Masih Rentan Alami Kekerasan di Ruang Publik, Ini Respons KemenPPPA

Sebanyak 9 dari 10 orang dekat anak disabilitas menyatakan pernah menyaksikan kekerasan terhadap anak dengan disabilitas.

iStockphoto
MASIH TINGGI - Ilustrasi kekerasan pada anak. Hasil kajian dari konsorsium lembaga Indonesia Joining Forces (IJF) menyatakan kalau kekerasan pada anak di Indonesia masih tinggi. 

Kasus kekerasan terhadap anak masih menjadi fenomena gunung es sehingga menjadi pekerjaan rumah bersama untuk memastikan perlindungan mereka.

Kebijakan dan langkah nyata dari berbagai pemangku kepentingan menjadi harapan banyak orang.

“Anak adalah sumber daya manusia yang sangat potensial yang harus kita jaga dan lindungi dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya,” ujar dia.

Anak dengan disabilitas dari Jakarta Timur Zakiya mengungkapkan, sebagai anak penyandang disabilitas, dia berharap pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat lebih cepat merespon kondisi ini.

"Kami ini tiga kali lebih rentan mengalami kekerasan terhadap anak dan perempuan. Kami juga berhak dan ingin untuk bisa merasakan rasa aman,” ungkap Zakiya.

Lebih dari 80 anak dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk anak dengan penyandang disabilitas dan perwakilan dari Forum Anak Indonesia, komunitas disabilitas serta sekolah luar biasa (SLB) hadir dalam acara ini.

Perwakilan anak juga memaparkan suara dan rekomendasi mereka terhadap Strategi Nasional Pencegahan Kekerasan terhadap Anak, baik di tingkat nasional maupun regional ASEAN.

"Di ASEAN sendiri, kami sedang membiasakan diri untuk berkonsultasi dengan anak, mendengarkan lebih banyak suara mereka, karena kami tahu anak- anak adalah calon pemimpin bangsa dan calon pemimpin ASEAN,” ujar Perwakilan ASEAN Commission on the Protection of the Rights of Women and Children (ACWC) Yanti Kusumawardhani.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved