Senin, 29 September 2025

20 Persen Remaja Indonesia Kesepian, Berisiko Punya Masalah Kesehatan Mental Saat Dewasa

Peran teman sebaya sangat penting dalam membantu mengatasi masalah mental di kalangan remaja.

Tribunnews.com/Rina Ayu
PERAN AYAH - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Kepala BKKBN Wihaji dalam kegiatan ‘Bincang Keluarga: Membangun Keluarga Harmonis dan Tangguh’ yang dilaksanakan di Ballroom kantor Kemendukbangga)/ BKKBN pada Senin (14/4/2025). Ia mengungkapkan kekhawatiran tumbuh kembang anak yang kehilangan sosok ayah dalam pengasuhannya atau fatherless.. 

Peneliti menggunakan data dari National Longitudinal Study of Adolescent to Adult Health, yang merekrut lebih dari 11.000 remaja AS, yang rata-rata berusia 15 tahun.

Para peserta pertama kali disurvei pada pertengahan 1990-an ketika mereka duduk di kelas 7 hingga 12, menjawab pertanyaan tentang seberapa sering mereka merasa kesepian.

Kim dan rekan-rekannya kemudian menindaklanjuti mereka selama 11 hingga 20 tahun berikutnya, mengumpulkan informasi tentang 41 hasil terkait kesehatan yang berbeda, termasuk kondisi kesehatan fisik, gangguan kesehatan mental, kesejahteraan psikologis, dan hubungan sosial.

Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan respons mereka:

  1. Mereka yang melaporkan jarang merasa kesepian
  2. Mereka yang terkadang merasa kesepian
  3. Dan mereka yang sering merasa kesepian

Peneliti lantas membandingkan hasil kesehatan di antara kelompok-kelompok ini sambil memperhitungkan faktor-faktor lain seperti latar belakang sosial ekonomi dan struktur keluarga.

Hasil yang paling mencolok adalah di bidang kesehatan mental.

Remaja yang mengalami tingkat kesepian yang lebih tinggi lebih mungkin didiagnosis mengalami PTSD, depresi, dan kondisi terkait stres di masa dewasa.

Mereka yang melaporkan sering merasa kesepian hampir dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan PTSD.

PTSD adalah Post-Traumatic Stress Disorder atau Gangguan Stres Pascatrauma. Ia merupakan masalah kesehatan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Misalnya bencana, kekerasan, atau kecelakaan.

Selain PTSD, mereka juga berpeluang mengalami depresi, dan kondisi terkait stres di masa dewasa.

Meski demikian kondisi tersebut tidak mengalami dampak yang signifikan terhadap kesehatan fisik mereka.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan