Gangguan Mental Dialami 1 dari 7 Remaja, IDAI Ingatkan Bahaya Beban Akademik dan Media Sosial
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, satu dari tujuh remaja berusia 10 hingga 19 tahun mengalami gangguan mental.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masalah kesehatan mental pada remaja semakin menjadi perhatian serius.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, satu dari tujuh remaja berusia 10 hingga 19 tahun mengalami gangguan mental.
Baca juga: Kronologi Siswa SMP di Depok Alami Gangguan Mental Usai Study Tour ke Yogyakarta
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, mengingatkan bahwa kondisi ini bisa berupa depresi, kecemasan, hingga gangguan perilaku.
Menurutnya, salah satu faktor penyebabnya adalah beban akademik yang terlalu berat sejak usia sekolah dasar.
“Jadi, data dari WHO, 1 dari 7 remaja 10 hingga 19 tahun itu mengalami gangguan mental. Termasuk depresi, kecemasan, atau gangguan perilaku. Ini bisa disebabkan oleh beban akademik. Mungkin anak-anak yang SD, SMP itu sudah terlalu banyak beban,” ungkapnya pada diskusi media virtual, Selasa (19/8/2025).
Tekanan Prestasi dan Ancaman Bullying
Selain beban pelajaran yang tinggi, tuntutan orang tua agar anak selalu berprestasi juga menambah tekanan.
Persaingan yang ketat di sekolah membuat sebagian remaja semakin tertekan.
Tak hanya itu, kasus bullying masih menjadi momok yang sulit diatasi.
Kondisi ini, menurut dr. Piprim, menegaskan bahwa dukungan keluarga dan lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan untuk melindungi remaja dari risiko gangguan mental.
Media Sosial, Pisau Bermata Dua

Selain tekanan akademik dan bullying, media sosial juga memberi dampak signifikan pada kesehatan mental remaja.
Maraknya kasus kejahatan siber hingga tren negatif di platform digital menjadi tantangan baru yang harus dihadapi generasi muda.
“Salah satu hal yang juga menyebabkan kesehatan mental remaja terganggu juga perang media sosial yang luar biasa sekarang ini. Banyak anak-anak remaja yang juga mendapat kejahatan cyber,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menyoroti fenomena konten media sosial yang menormalisasi gangguan mental, bahkan menganggap depresi sebagai sesuatu yang keren.
Perlunya Deteksi Dini dan Pendampingan
Gangguan mental pada remaja bukanlah masalah sepele.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.