Minggu, 5 Oktober 2025

Prada Lucky Namo Meninggal

Kala Dalih Pembinaan Buat Prada Lucky Meregang Nyawa Dianiaya 20 Seniornya

Nasib Prada Lucky harus meregang nyawa akibat pembinaan berujung dugaan kekerasan yang dilakukan oleh 20 seniornya.

Pos Kupang/Ray Rebon
PELUK PETI - Sang ibu Sepriana Paulina Mirpey memeluk peti jenazah anaknya Prada Lucky Namo di rumah duka Asrama TNI, Kelurahan Kuanino, Kota Kupang, sebelum dimakamkan pada Sabtu (9/8/2025). Nasib Prada Lucky harus meregang nyawa akibat pembinaan berujung dugaan kekerasan yang dilakukan oleh 20 seniornya. 

TRIBUNNEWS.COM - Kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI Angkatan Darat (AD) dari Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ternyata akibat motif pembinaan dari 20 senior sekaligus tersangka penganiayaan terhadap dirinya.

Hal ini diungkap oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam konferensi pers di Markas Besar TNI AD, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).

"Motif, saya sudah sampaikan semuanya atas dasar pembinaan. Jadi pada kesempatan ini saya menyampaikan bahwa kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit," ujar Wahyu.

Bukan hanya sehari, Wahyu menyebut pembinaan yang dilakukan oleh para tersangka terhadap Prada Lucky dilakukan dalam rentang waktu berbeda.

Hal ini membuat penyidik masih perlu waktu untuk mengusut peran dari masing-masing tersangka.

“Tentu kita perlu mendalami beberapa hal yang nanti akan menjadi esensi pemeriksaan terhadap para tersangka. Tapi bisa saya katakan bahwa kegiatan-kegiatan pembinaan prajurit itu yang mendasari suatu hal terjadi pada masalah ini," ujar Wahyu.

Di sisi lain, Wahyu menuturkan pembinaan yang dilakukan tidak hanya diikuti oleh Prada Lucky saja, tetapi ada pula beberapa prajurit lainnya.

Baca juga: 3 Jenderal Bintang 4 Turun Tangan di Kasus Kematian Prada Lucky, Tuntaskan Usut 20 Tersangka

Nahas, hanya Prada Lucky saja yang berujung meregang nyawa. Wahyu mengungkapkan nasib berbeda yang dialami korban diduga berkaitan dengan kondisi fisik, kesehatan, serta perlakuan berbeda yang diterima.

“Sekali lagi manakala kecelakaan terjadi menimpa pada satu orang prajurit, salah seorang prajurit, itu tentu dihadapkan pada kondisi kesehatan, kondisi fisik," ujar Wahyu. 

"Maupun pada saat korban ini bagaimana perlakuannya, pada saat prajurit yang lain bagaimana perlakuannya, sehingga korban ini bisa tidak survive dan wafat," imbuh dia.

Di sisi lain, penganiayaan terhadap Prada Lucky tidak digunakan dengan menggunakan alat apapun.

Wahyu mengungkapkan kekerasan yang dilakukan diduga hanya menggunakan anggota badan.

Adapun pernyataan ini sekaligus mengguggurkan temuan dari Kodam IX/Udayana terkait adanya 16 pelaku yang menganiaya Prada Lucky menggunakan selang.

"Tidak ada alat ya, lebih kepada menggunakan anggota badan tangan ya," ujar Wahyu. "(Barang bukti) Tidak ada. Artinya, tidak ada penggunaan alat tertentu itu tidak ada," imbuh dia.

Lebih lanjut, Wahyu menuturkan peristiwa yang menimpa Prada Lucky akan menjadi evaluasi mendalam terkait proses pembinaan terhadap prajurit.

"Ini juga bisa jadi bahan evaluasi untuk seluruh satuan operasional TNI Angkatan Darat agar setiap kegiatan-kegiatan pembinaan yang tradisi itu dilakukan yang dapat mendukung operasional keberhasilan pelaksanaan tugas pembinaan prajurit," katanya.

Tersangka Ada Perwira, Diduga Izinkan Bawahan Lakukan Kekerasan

Wahyu menjelaskan dari seluruh tersangka, ada satu orang berpangkat perwira yang juga ditetapkan.

Adapun dia diduga sengaja memberikan izin kepada bawahannya untuk melakukan kekerasan terhadap Prada Lucky.

Akibatnya, perwira tersebut dijerat dengan Pasal 132 KUHP Militer.

“Jadi, ada Pasal 132. Itu artinya militer yang dengan sengaja mengizinkan seorang bawahan atau militer yang lainnya untuk melakukan tindak kekerasan, itu juga akan dikenai sanksi pidana," kata Wahyu.

Baca juga: Ternyata Ada Korban Selamat Terkait Kasus Tewasnya Prada Lucky, Bagaimana Kondisinya Kini?

Dia juga menjelaskan ada lima pasal yang sudah disiapkan untuk menjerat para tersangka.

Namun, Wahyu menegaskan hal tersebut masih menunggu hasil penyidikan oleh penyidik.

"Tentu nanti kelima pasal ini akan diterapkan kepada siapa, bergantung kepada hasil pemeriksaan lanjutan sebagai tersangka untuk para personel tersebut," ungkap Wahyu.

Ia menjelaskan setelah penyidikan selesai, maka tahapan selanjutnya yang akan ditempuh adalah gelar perkara dan berlanjut ke pelimpahan berkas ke oditur militer untuk segera disidangkan.

Ibu Prada Lucky: Kalau Mati di Medan Perang, Saya Ikhlas

MOHON PANGDAM UDAYANA - Ibu kandung almarhum Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mirpey bersimpuh di kaki Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto. Ia memohon keadilan bagi anaknya, Senin, (11/8/2025) di rumah duka Lucky Namo, Kelurahan Kuanino Kota Kupang.
MOHON PANGDAM UDAYANA - Ibu kandung almarhum Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mirpey bersimpuh di kaki Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto. Ia memohon keadilan bagi anaknya, Senin, (11/8/2025) di rumah duka Lucky Namo, Kelurahan Kuanino Kota Kupang. (POS-Kupang.com/Irfan Hoi)

Sementara, ibu Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, menuntut keadilan atas kematian putranya tersebut.

Hal ini disampaikannya di depan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto yang sempat berkunjung ke kediamannya di Kelurahan Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kupang, NTT, pada Senin siang.

Harapan Paulina itu disampaikan hingga membuatnya berlutut di depan Piek.

"Tolong, saya butuh keadilan bapak. Saya serahkan anak saya sebagai seorang tentara, tolong, saya mohon bapak. Tolong jangan ada fitnah lagi," katanya histeris, dikutip dari Pos Kupang.

Paulina menegaskan dirinya akan ikhlas jika anaknya tersebut gugur di medan perang. Namun kenyataannya, Prada Lucky meninggal dunia di tangan para seniornya.

"Kalau mati di medan perang saya ikhlas, tapi ini di oknum-oknum. Bapak tolong, saya mohon. Dia tulang punggung buat saya. Saya mohon keadilan buat anak saya," ucapnya. 

Piek pun turut merasa terpukul atas apa yang menimpa Prada Lucky. Dia meminta maaf atas peristiwa pilu yang terjadi tersebut.

"Saya mohon maaf tidak bisa secara langsung ikut pada saat pemakaman. Saya ikut merasakan kehilangan sebagai orang tua," katanya. 

Baca juga: Keluarga Akui Awalnya Diberitahu Prada Lucky Dirawat RS karena Jatuh dari Motor, Bukan Dianiaya

Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) lalu setelah sempat dirawat di ruang ICU RSUD Aeramo.

Berdasarkan foto kondisi korban yang diperoleh Pos Kupang, terdapat luka mengering di seluruh punggung Prada Lucky.

Sementara, di dadanya dan perut Prada Lucky berwarna biru yang diduga luka lebam. Dalam foto kondisi dada kiri korban ada luka lebam yang sudah membiru.

Diduga foto itu diambil ketika jenazah Prada Lucky akan dimandikan.

Sebagian artikel telah tayang di Pos Kupang dengan judul "Ibu Prada Lucky Namo Bersimpuh di Kaki Pangdam Udayana, Mohon Keadilan"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Pos Kupang/Irfan Hoi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved