Demi Keadilan Sejarah, Rocky Gerung Minta Prabowo Koreksi Pernyataan Soal PSI: PSI Gajah Urusan Lain
Menilik dari sejarah Partai Sosialis Indonesia, maka Rocky Gerung menyarankan agar Prabowo mengoreksi pernyataannya soal PSI sekarang dan yang lalu.
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus ketua think tank (wadah pemikir) Tumbuh Institute, Rocky Gerung, menyoroti pernyataan Presiden RI, Prabowo Subianto belum lama ini tentang Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Sosialis Indonesia (PSI).
Prabowo menyinggung nama partai PSI di penutupan hari kedua acara Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Karangasem, Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (20/7/2025) malam.
PSI yang ia maksud tidak hanya Partai Solidaritas Indonesia, tetapi juga Partai Sosialis Indonesia (PSI), sebuah partai yang didirikan oleh Sutan Sjahrir di masa pemerintahan Soekarno atau era Orde Lama (1945–1966).
Adapun Partai Sosialis Indonesia didirikan tepatnya pada 13 Februari 1948.
Saat membahas singkatan partai PSI dalam Kongres PSI di Solo itu, Prabowo mengaku merasa emosional lantaran teringat ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo.
Ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo, merupakan salah satu tokoh penting di Partai Sosialis Indonesia alias PSI versi lama.

"Saya sedikit emosional kalau mendengar kata-kata PSI, karena dahulu ayahanda saya pernah menjadi ketua PSI, PSI yang versi lama, yaitu Partai Sosialis Indonesia," kata Prabowo dalam Kongres PSI.
Lantas, Prabowo menilai PSI sekarang ini, yakni Partai Solidaritas Indonesia, merupakan penerus Partai Sosialis Indonesia.
"Sekarang ada penerusnya Partai Solidaritas Indonesia," lanjut Prabowo.
"Terima kasih memilih nama PSI, hurufnya. Tetapi ya solidaritas, sosial, Pancasila juga sosial," imbuh Menteri Pertahanan RI (Menhan) periode 2019-2024 ini.
Rocky Gerung: Prabowo harus koreksi pernyataannya
Baca juga: Adi Prayitno Sebut PSI Bakal Pasang Badan untuk Jokowi, Mirip Prediksi Rocky Gerung
Rocky Gerung menilai, Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto harus meluruskan pernyataannya yang menyebut Partai Solidaritas Indonesia adalah penerus dari Partai Sosialis Indonesia.
Hal ini dia sampaikan dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu (27/7/2025).
Mantan dosen filsafat di Universitas Indonesia (UI) ini pun membahas hakikat Partai Sosialis Indonesia yang merupakan partai kader dan bertujuan untuk menjaga iklim demokrasi Indonesia yang saat itu baru berumur jagung.
Namun, lanjut Rocky, partai tersebut malah dibubarkan karena melontarkan kritik terhadap Soekarno.
"Karena PSI awal itu partai kader dimaksudkan untuk menjaga negeri supaya demokrasi tetap hidup. Dan karena itu, partai itu kemudian dibubarkan oleh Soekarno karena memprotes gejala otoriter pada Presiden Soekarno tahun 60-an," papar Rocky.
Dikutip dari wawasansejarah.com, ideologi Partai Sosialis Indonesia dirumuskan Sutan Sjahrir dengan menggunakan prinsip sosialisme demokrat (sosdem), yang selanjutnya lebih sering ia sebut sebagai sosialisme kerakyatan.
Sosialisme kerakyatan merupakan paham yang menghormati derajat dan hak-hak kemanusiaan, berjiwa kemanusiaan, tetapi serupa dengan demokrasi liberal yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dan menolak kehidupan feodalisme atau kepemimpinan sentralistik pada satu orang.
Akan tetapi, Partai Sosialis Indonesia dilarang dan dibubarkan oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1960, sebagaimana dikutip dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia via Kompas.com.
Penyebabnya, partai tersebut tidak mendukung gagasan Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno, di mana saat itu sang presiden sudah dinilai menunjukkan tanda-tanda otoriter atau antikritik.
Selain itu, beberapa kadernya terlibat gerakan separatis bernama Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang berkedudukan di Bukittinggi, Sumatera Barat dengan Sjafruddin Prawiranegara.
Sejatinya, Partai Sosialis Indonesia sudah menolak adanya gerakan PRRI, tetapi pemerintah tetap melarang dan memerintahkannya untuk membubarkan diri.
Menilik dari sejarah Partai Sosialis Indonesia, maka Rocky Gerung menyarankan agar Prabowo mengoreksi pernyataannya demi keadilan dalam membaca sejarah RI.
Pakar filsafat yang sering berbicara tentang feminisme ini menegaskan, tidak seharusnya PSI yang sekarang disebut sebagai kelanjutan dari PSI lama, mengingat rekam jejak sejarahnya yang begitu berbeda.
"Jadi sebetulnya demi keadilan di dalam membaca sejarah republik harusnya ada koreksi dari Presiden Prabowo. Kan tidak mungkin semua orang itu harus membaca sejarah," papar Rocky.
"Presiden justru yang harus memberitahu anak-anak muda bahwa ada satu partai namanya Partai Sosialis Indonesia yang kemudian dibubarkan di zaman Orde Lama bersama Masyumi karena memprotes otoriterianisme dari Bung Karno waktu itu." jelasnya.
"Jadi, demi keadilan intelektual, keadilan sejarah, justru Pak Prabowo mesti terangkan itu tuh," tambahnya.
"Bahwa kemudian ada partai baru PSI yang lambangnya gajah merah itu urusan lain," tegasnya.
"Bukan karena namanya PSI, maka itu adalah semacam brainchild, buah pikiran, dari PSI yang lama," ujar Rocky Gerung.
"Jadi sekali lagi, ini soal yang harus diterangkan, supaya publik mengerti bahwa Presiden Prabowo memang menghendaki ada partai yang diusung oleh anak muda yang fresh," katanya.
"Tetapi, sejarah republik kita tidak mungkin dijadikan sebagai keterangan untuk membenarkan bahwa itu [Partai Solidaritas Indonesia, red.] adalah kelanjutan dari Partai Sosialis Indonesia," jelasnya.
Beda PSI yang Dulu dan PSI yang Sekarang Menurut Rocky Gerung
Rocky Gerung juga menyentil perbedaan dua partai yang singkatannya sama-sama PSI tersebut.
Menurutnya, PSI yang sekarang atau Partai Soildaritas Indonesia hanya mengejar kekuasaan dan penuh intervensi.
Hal ini berbeda dari PSI zaman dulu yang bersifat partai kader, penuh dengan pendidikan dan gagasan intelektual mengenai sosialis demokrasi, sistem politik yang menggabungkan prinsip-prinsip sosialisme dengan sistem pemerintahan yang demokratis.
Dalam sistem politik ini, alat-alat produksi dimiliki atau dikendalikan secara sosial dan kolektif, tetapi tetap mendukung keadilan sosial dan kesetaraan.
"PSI awal adalah partai kader, dan fakta bahwa Sutan Sjahrir juga pernah jadi perdana menteri itu didasarkan pada kemampuan dari Sutan Sjahrir untuk memimpin dengan gagasan, bukan dengan cawe-cawe, bukan dengan menempel pada kekuasaan. Itu saya kira yang mesti diluruskan oleh Presiden," ujar Rocky Gerung.
(Tribunnews.com/Rizki A./Suci Bangun D.S) (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.