Selasa, 7 Oktober 2025

Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Sejumlah Sekolah di Daerah Buka Suara soal Pengadaan Laptop Chromebook Era Nadiem Makarim

Laptop itu dibagikan kepada anak-anak di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di wilayah Indonesia.

|
Penulis: Hasanudin Aco
Via Kompas.com
MENTERI NADIEM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim melakukan pemantauan terhadap sekolah-sekolah di sekitar wilayah Bogor, Jawa Barat pada hari Kamis (30/07/2020). Nadiem kini diperiksa Kejagung dalam kasus pengadaan laptop. / Foto: Dok. Kemendikbud 

"Sekitar 10 unit sudah rusak, tinggal 5 yang masih bisa digunakan. Itu pun hanya dipakai saat ujian ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer)," ujarnya kepada TribunBatam.id, Rabu (16/7/2025).

Ia menambahkan, bahwa Chromebook tersebut jarang digunakan dalam kegiatan pembelajaran harian.

"Penggunaannya terbatas karena harus terkoneksi terus dengan listrik dan jaringan internet. Selain itu, kalau sekarang ini perangkatnya juga sudah tak idel lagi, sering macet dan cepat panas,” tambahnya.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Disdikbud Natuna, Umar Wirahadi Kusuma, membenarkan bahwa sejumlah sekolah di Natuna memang pernah mendapatkan bantuan laptop Chromebook.

“Ada beberapa sekolah dari jenjang SD hingga SMP yang menerima. Laptop itu memang digunakan untuk keperluan ANBK dan pembelajaran digital siswa,” jelasnya.

Namun Umar mengakui penggunaan Chromebook memang bergantung pada kesiapan masing-masing sekolah, terutama dari sisi infrastruktur.

Di Banten Juga Terima

SMP Negeri 5 Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, juga tercatat sebagai salah satu sekolah penerima bantuan Chromebook sebanyak 15 unit.

"Iya, kami menerima Chromebook sebanyak 15 unit pada tahun 2022," ujar Kepala SMP Negeri 5 Cikulur, Teti, Rabu (16/7/2025).

Ia menjelaskan, Chromebook tersebut digunakan oleh siswa dan guru untuk keperluan pembelajaran, khususnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

"Digunakan untuk siswa belajar TIK, dan guru juga memanfaatkannya untuk mengajar. Jadi sejak datang, langsung kami gunakan," katanya.

Teti mengaku bahwa bantuan tersebut sangat membantu proses belajar mengajar, terutama bagi siswa dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.

"Sangat membantu sekali. Secara ekonomi, siswa kami tidak semuanya mampu. Apalagi kalau pembelajaran TIK harus membawa laptop sendiri, tentu tidak semua bisa," ucapnya.

"Walaupun jumlah unitnya tidak banyak, tapi kami merasa sangat terbantu," sambungnya.

Ia menambahkan, pengiriman bantuan dilakukan langsung dari pusat tanpa melalui Dinas Pendidikan setempat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved