Langkah Kecil Jakarta Menuju Udara Bersih Melalui Penggunaan Kendaraan Listrik Sehari dalam Sepekan
Program Green Wednesday resmi digulirkan sejak Rabu 30 April 2025 sebagai bentuk ajakan kolektif bagi warga ibu kota mencoba hidup ramah lingkungan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah langit Jakarta yang kerap diselimuti polusi dan kemacetan yang tak kunjung reda, satu langkah kecil mulai digerakkan: beralih ke kendaraan listrik satu hari dalam sepekan.
Program bertajuk Green Wednesday resmi digulirkan sejak Rabu, 30 April 2025, sebagai bentuk eksperimen sosial dan ajakan kolektif bagi warga ibu kota untuk mencoba hidup lebih ramah lingkungan.
Kampanye ini merupakan hasil kolaborasi antara sektor publik dan swasta, yang sama-sama menyadari bahwa perubahan besar dimulai dari kebiasaan kecil.
Baca juga: Polri Ajukan Tambahan Anggaran Rp63,7 Triliun, untuk Naikkan Tukin hingga Beli Kendaraan Listrik
“Jika cukup banyak orang mencoba satu hari saja beralih ke kendaraan listrik, dampaknya bisa dirasakan bersama-sama,” ujar Deny Tjia, inisiator program Green Wednesday dalam keterangannya, Selasa (15/7/2025).
Langkah ini dinilai sebagai pendekatan ringan namun strategis dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat urban.
Tanpa harus menunggu kebijakan sistemik yang sering kali berjalan lambat, Green Wednesday menawarkan pengalaman langsung kepada masyarakat tentang manfaat mobilitas rendah emisi.
“Justru perubahan kecil yang dilakukan terus-menerus berpotensi membentuk kebiasaan baru. Seperti mengurangi plastik sekali pakai, pola mobilitas pun bisa dibentuk lewat dorongan yang konsisten,” lanjut Deny.
Dikatakan Managing Director GSM Xanh SM Indonesia ini meski masih bersifat uji coba, program ini sudah mulai menunjukkan daya tariknya.
Sejumlah pengguna awal tertarik berpartisipasi karena promosi dan rasa penasaran. Namun yang menarik, banyak di antaranya kemudian kembali menggunakan kendaraan listrik karena merasa nyaman dan lebih sadar lingkungan.
“Memang tidak semua bisa langsung beralih. Tapi kalau satu hari jadi dua, lalu tiga, maka kita sedang membangun momentum. Ini soal kebiasaan, bukan sekadar kampanye,” tegas Deny.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta memperlihatkan bahwa sektor transportasi menyumbang sekitar 44 persen polusi udara dan 46% emisi karbon di kota ini.
Tak heran jika perhatian besar kini tertuju pada bagaimana masyarakat bergerak dari satu titik ke titik lainnya.
Baca juga: Bos Hyundai Usul Insentif Baru untuk Mobil Listrik, Gratis Lewat Jalan Tol
Rasio Ridho Sani dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengungkapkan bahwa kendaraan bermotor masuk dalam tiga besar penyumbang utama pencemaran udara di wilayah Jabodetabek.
Maka dari itu, transformasi sektor transportasi menjadi semakin penting dalam agenda pengendalian krisis iklim dan kualitas udara.
Menariknya, sejumlah penyedia layanan transportasi listrik mulai memperkenalkan inovasi pelacakan jejak karbon secara real-time melalui aplikasi mereka.
Sudah Dibuka di Bangkok, CATL Layani Perbaikan Baterai Mobil Listrik |
![]() |
---|
Generasi Muda Punya Peran Penting Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Kemenperin Pacu Produksi IMIP untuk Penuhi Permintaan Global dan Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik |
![]() |
---|
Pertumbuhan Kendaraan Listrik Perlu Diimbangi Pemerataan SPKLU |
![]() |
---|
Inovasi Teknologi Baterai EV Dorong Berkembangnya Ekosistem Kendaraan Listrik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.