Sabtu, 4 Oktober 2025

Rocky Gerung di Korlantas: Peradaban Bangsa Tercermin dari Cara Berkendara di Jalan

Dalam diskusi Korlantas, Rocky Gerung menilai etika berlalu lintas mencerminkan wajah peradaban bangsa. Dari cara kita menyetir, ego dan empati diuji

Penulis: Reynas Abdila
Tribunnews.com/HO/Korlantas Polri
ETIKA LALU LINTAS - Akademisi dan filsuf Rocky Gerung menjadi narasumber dalam diskusi di Korlantas Polri di Jakarta Selatan, Jumat (4/7/2025). Ia menyampaikan cara masyarakat Indonesia berkendara di jalan raya menjadi cerminan wajah peradaban suatu bangsa.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Cara masyarakat Indonesia berkendara ternyata bisa menjadi cerminan wajah peradaban bangsa.

Hal ini disampaikan akademisi dan filsuf Rocky Gerung dalam diskusi publik bertema keselamatan dan etika lalu lintas yang digelar di Korlantas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (4/7/2025).

"Jika ingin tahu siapa kita sebenarnya, lihatlah cara kita mengemudi dan berbagi jalan. Di sana, ego, empati, dan etika saling bertabrakan," ujar Rocky.

Menurutnya, lalu lintas bukan sekadar urusan teknis, rambu, dan sanksi hukum.

“Butuh pemahaman mendalam tentang manusia, budaya, dan cara hidup kita sebagai masyarakat,” jelasnya.

Ia menekankan perlunya keseimbangan antara aturan dan nurani, karena jalan raya adalah tempat nilai dan kepentingan saling bertemu.

Rocky juga menyinggung soal budaya “amuck” — ledakan emosi massal yang spontan dan tidak rasional — yang masih mewarnai perilaku pengguna jalan di Indonesia.

Mentalitas ini, lanjutnya, menciptakan suasana lalu lintas yang kacau, tidak teratur, dan sulit dikendalikan.

Tak hanya itu, ia turut menyoroti fenomena “fetisisme kendaraan,” yakni anggapan bahwa kendaraan bukan hanya alat transportasi, tetapi simbol status dan ego.

“Mobil menyatu dengan diri pemiliknya. Di jalan, ia bukan sekadar benda, tapi subjek yang bersaing,” tegasnya.

Baca juga: Dulu Viral Punya Saldo Rp460 Juta, Kini Pengemis Lutfi Kembali Berulah, Janjinya Tak Ditepati

Menanggapi pandangan tersebut, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam tugas polisi lalu lintas.

Ia meminta seluruh jajaran menghidupi tagline: “Senyum Polisi adalah Marka Utama Lalu Lintas.”

"Senyum bukan hanya soal keramahan, tetapi bentuk nyata kepedulian. Polisi hadir untuk melindungi dan mengayomi, bukan sekadar menegakkan aturan," kata Agus.

Ia menambahkan, pendekatan yang ramah dan bersahabat akan memperkuat kepercayaan masyarakat, sekaligus menumbuhkan budaya lalu lintas yang etis dan tertib.

“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Senyum polisi adalah sinyal bahwa jalan raya adalah ruang hidup yang harus dijaga,” pungkasnya.

Angka Kecelakaan Lalu Lintas

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved