Kasus HIV pada Remaja Meningkat, Pakar: Aktivitas Seksual Aktif sejak Usia 13 Tahun
Salah satu faktor utama yang dianggap berkaitan adalah aktivitas seksual berisiko yang dilakukan di usia muda, tanpa edukasi perlindungan memadai.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan ungkap adanya peningkatan remaja usia 15-19 tahun yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Peningkatan kasus HIV di kalangan remaja menjadi perhatian serius.
Pakar Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman ungkap salah satu faktor utama yang dianggap sangat berkaitan adalah aktivitas seksual berisiko yang dilakukan di usia muda, tanpa edukasi dan perlindungan yang memadai.
Baca juga: 4 Fakta Penangkapan 11 PSK di Bogor: Ada yang Positif HIV
Ia menjelaskan bahwa HIV ditularkan terutama melalui hubungan seksual.
Sehingga peningkatan kasus pada remaja tak lepas dari maraknya perilaku seksual di kalangan usia muda.
“Apakah ada kaitannya peningkatan kasus HIV di remaja ini dengan banyaknya remaja melakukan aktivitas seksual berisiko di usia muda? Tentu sangat terkait. Karena HIV adalah penyakit yang ditularkan utamanya melalui hubungan seksual,” kata Dicky pada keterangannya, Kamis (26/6/2025).
Hubungan Seksual Dimulai di Usia Sangat Dini
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa data global dan nasional menunjukkan bahwa usia awal remaja melakukan hubungan seksual semakin dini.
Beberapa kasus bahkan terjadi pada usia 13 atau 14 tahun.
"Bahkan beberapa ada yang dimulai (aktif seksual) usia 13 atau 14 tahun. Dan banyak remaja yang melakukan hubungan seksual tanpa pengetahuan risiko, apa lagi penggunaan kondom," imbuhnya.
Sayangnya, mayoritas remaja tersebut melakukannya tanpa pemahaman memadai tentang risiko penularan HIV maupun penggunaan alat perlindungan seperti kondom.
Kurangnya informasi, minimnya pendidikan seks yang komprehensif, serta stigma di lingkungan sekolah dan keluarga turut memperparah situasi ini.
Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi dinilai masih rendah, terutama di luar kota besar.
Hal ini menyebabkan banyak remaja tidak mendapatkan informasi atau bantuan medis yang seharusnya mudah diakses.
Wabah Ebola Terjadi Lagi, Epidemiolog Sarankan Indonesia Perlu Siaga Hadapi Risiko Impor dari Afrika |
![]() |
---|
Waspada Virus Ebola Masuk ke Indonesia, Pemerintah Harus Perketat Pintu Masuk Bandara dan Pelabuhan |
![]() |
---|
Pemerintah Diminta Hati-hati Saat Uji Coba Vaksin Kanker Enteromix Asal Rusia di Indonesia |
![]() |
---|
Sikat Gigi Saat Mandi Pagi dan Malam Sebelum Tidur Ternyata Kebiasaan yang Salah |
![]() |
---|
Kemenkes Ungkap Efek Domino Bunuh Diri: 35 Orang Ini Bisa Terdampak Psikologis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.