Tambang Nikel di Raja Ampat
Kuat Dugaan Konflik Kepentingan di PT Gag Nikel, JATAM: Kita Bisa Tahu Siapa yang Terima Manfaat
Koordinator Nasional JATAM Melky Nahar mengungkap dugaan konflik kepentingan di PT Gag Nikel. Hal ini terlihat dari jajaran komisaris PT Gag Nikel.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Melky Nahar bicara soal dugaan adanya konflik kepentingan yang terjadi di PT Gag Nikel.
PT Gag Nikel adalah perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Kini PT Gag Nikel jadi sorotan karena menjadi satu-satunya perusahaan tambang nikel di Raja Ampat yang tidak dicabut izin usaha tambangnya (IUP) oleh pemerintah.
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berdalih, IUP PT Gag Nikel tak dicabut karena memiliki AMDAL yang sesuai dan merupakan aset negara.
Melky mengungkap, dugaan adanya konflik kepentingan ini bisa dilihat dari tokoh-tokoh yang menduduki posisi Komisaris di PT Gag Nikel.
Di antaranya ada nama Lana Saria, Ahmad Fahrur Rozi, hingga Saptono Aji.
Dengan adanya nama-nama tersebut, Melky menduga pembiaran operasi tambang PT Gag Nikel ini memang sarat akan konflik kepentingan.
"Jadi keberadaan orang-orang ini, kemudian menguatkan dugaan awal tadi, bahwa pembiaran pada PT Gag Nikel ini memang karena terjadi konflik kepentingan yang besar tadi," kata Melky dalam Program 'Overview' di kanal YouTube Tribunnews, Rabu (11/6/2025).
Terlebih penambangan nikel di Raja Ampat ini hampir seluruh hasilnya dibawa ke Weda, Halmahera Tengah.
Hasil tambang nikel di Weda ini pun berada di bawah kendali China atau Tiongkok. Yakni melalui PT IWIP, atau PT Indonesia Weda Bay Industrial Park.
Sehingga menurut Melky, dari hulu ke hilir publik bisa mengetahui siapa yang menerima manfaat dibalik pembiaran operasi PT Gag Nikel ini.
Baca juga: 4 Alasan IUP PT Gag Nikel di Raja Ampat Tak Dicabut: Aset Negara hingga Diklaim Jauh dari Geopark
"Apalagi yang kedua kalau kita cek produksi nikel yang diolah di Pulau Gag itu, kan hampir seluruhnya dibawa ke Weda, Halmahera Tengah, yang notabene dibawah kendali China atau Tiongkok, melalui PT IWIP, atau PT Indonesia Weda Bay Industrial Park, meskipun didalamnya ada Antam."
"Tetapi hasil produksi olahan nikel IWIP itu kan sebagian besar dibawa ke Tiongkok, untuk terutama dalam kaitan menyuplai bahan baku untuk stainless steel," terang Melky.
Sehingga publik pun bisa melihat siapa sebenarnya yang menerima manfaat dibalik pembiaran PT Gag Nikel melakukan operasi tambang nikel di Raja Ampat
"Jadi dari hulu ke hilir kita bisa tahu siapa yang kemudian menerima manfaat di balik pembiaran dibalik operasi pertambangan di PT Gag Nikel," tutur Melky.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.