Sabtu, 4 Oktober 2025

Tambang Nikel di Raja Ampat

Kosgoro 1957 Dukung Bahlil Setop Tambang Nikel di Raja Ampat

Menurutnya, Raja Ampat merupakan wilayah dengan kekayaan hayati laut tertinggi di dunia. Karena itu, seluruh aktivitas industri, termasuk pertambangan

|
Penulis: Reza Deni
dok.
TAMBANG NIKEL MERUSAK ALAM - Aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, merusak alam dan mengancam status Raja Ampat sebagai kawasan wisata strategis nasional. DPR meminta pemerintah mengevaluasi secara menyeluruh seluruh perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Raja Ampat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Organisasi Kosgoro 1957 menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menghentikan sementara operasional tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Kebijakan ini dinilai sebagai langkah strategis untuk melindungi kelestarian lingkungan.

Ketua Umum Kosgoro 1957, Dave Laksono, menegaskan pentingnya menjaga kawasan konservasi seperti Raja Ampat dari eksploitasi sumber daya yang merusak ekosistem laut.

"Keputusan Menteri ESDM adalah langkah tepat untuk memastikan bahwa eksploitasi sumber daya alam tidak mengorbankan kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat lokal," ujar Dave kepada wartawan, Minggu (8/6/2025).

Menurutnya, Raja Ampat merupakan wilayah dengan kekayaan hayati laut tertinggi di dunia. Karena itu, seluruh aktivitas industri, termasuk pertambangan, harus ditinjau ulang dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI tersebut juga menyebut bahwa Kosgoro 1957 akan terus mengawal kebijakan yang berpihak pada rakyat dan keberlanjutan ekologi.

"Kami mendukung penuh langkah Menteri Bahlil dan akan terus berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat di Raja Ampat," katanya.

Dave berharap, penghentian tambang nikel itu menjadi momentum evaluasi nasional terhadap arah kebijakan pertambangan. Ia menekankan perlunya penyesuaian antara pembangunan ekonomi dan perlindungan ekosistem.

"Kosgoro bersama Partai Golkar akan terus mengawal kebijakan ini agar tetap berjalan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Perketat Pengawasan Lima Perusahaan Tambang di Raja Ampat, Berikut Daftarnya

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan penghentian sementara operasional tambang nikel di Raja Ampat. Keputusan itu diambil sambil menunggu proses verifikasi dan peninjauan langsung di lapangan.

"Itu kami untuk sementara hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan, kami akan cek," kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/6/2025).

"Untuk sementara kegiatan produksinya di-stop dulu sampai menunggu hasil peninjauan dan verifikasi dari tim saya," lanjutnya.

Keberadaan tambang nikel di Raja Ampat menuai kritik tajam dari publik. Kampanye #SaveRajaAmpat ramai diperbincangkan di media sosial sebagai bentuk penolakan atas aktivitas industri ekstraktif di kawasan konservasi tersebut.

Organisasi lingkungan Greenpeace juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak hilirisasi nikel di wilayah yang selama ini dikenal sebagai surga bawah laut dunia itu.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved