Senin, 29 September 2025

Tambang Nikel di Raja Ampat

Greenpeace Bantah Pernyataan Bahlil soal Tambang Nikel di Raja Ampat Jauh dari Daerah Wisata

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membantah aktivitas pertambangan PT GAG Nikel dilakukan di Pulau Piaynemo.

|
Kolase Tribunnews/Greenpeace Indonesia
EKOLOGI RUSAK - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Rio Rompas membantah pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang mengklaim, pertambangan di Raja Ampat jauh dari tempat pariwisata. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Rio Rompas membantah pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang mengklaim, pertambangan di Raja Ampat jauh dari tempat pariwisata.

Rio meminta masyarakat tidak disesatkan dengan pernyataan Bahlil tersebut.

Baca juga: 3 Pulau Dilindungi di Raja Ampat Jadi Tambang Nikel, Greenpeace: Lebih dari 500 Hektar Dibabat Habis

"Kita jangan disesatkan dengan apa kata Bahlil. Karena wilayah ekosistem Raja Ampat itu satu kesatuan utuh, itu bukan hanya dilihat dari jarak pulau-pulau. Tapi biodiveritasnya itu saling berkaitan," kata Rio, Sabtu (7/6/2025).

Diterangkannya kerusakan di pulau-pulau kecil itu akan berdampak sebenarnya pada ekosistem secara menyeluruh. Terutama karena di wilayah tersebut hampir 75 persen merupakan biodiveritas khususnya koral atau karang.

Baca juga: Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Greenpeace: Ada Tiga Pulau yang Sedang Dikeruk

"Dan habitat-habitat yang memang ada di situ, kalau bahasanya itu adalah mahkota dari koral dari triangle secara global di dunia," imbuhnya.

Artinya Bahlil kata Rio, jangan hanya melihat pulau Gag dari jaraknya dari Piaynemo. 

"Kalau dilihat juga di Piaynemo dekat Wayag juga yang paling dekat, ada satu perusahaan Kawe yang paling dekat yang itu juga jadi salah satu ikonik. Dan wilayah-wilayah itu sudah masuk Global Geopark UNESCO. Meskipun memang di Gag itu tidak masuk tapi itu menjadi satu kesatuan," tandasnya.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membantah aktivitas pertambangan PT GAG Nikel dilakukan di Pulau Piaynemo.

Menurut dia, penambangan dilakukan di Pulau GAG yang jaraknya kurang lebih 30-40 km dari Pulau Piaynemo.

"Aktivitas pertambangan dilakukan di Pulau GAG bukan Piaynemo seperti yang perlihatkan di beberapa media yang saya baca," kata Bahlil dikutip dari siaran pers pada Jumat (6/6/2025).

"Saya sering di Raja Ampat. Pulau Piaynemo dan Pulau GAG itu kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km. Di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah perwisata yang kita harus lindungi," jelasnya.

PT GAG Nikel, pemegang Kontrak Karya Generasi VII No. B53/Pres/I/1998, resmi berdiri pada 19 Januari 1998 setelah ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia.

Awalnya, struktur kepemilikan saham perusahaan ini terdiri dari Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN Pty. Ltd) sebesar 75 persen dan PT ANTAM Tbk. sebesar 25 persen.

Namun sejak 2008, PT ANTAM Tbk. berhasil mengakuisisi seluruh saham APN Pty. Ltd., sehingga kendali penuh PT GAG Nikel berada di tangan PT ANTAM Tbk.

Kontrak Karya (KK) perusahaan anak usaha PT ANTAM Tbk itu terbit pada 2017 dan mulai beroperasi setahun kemudian setelah mengantongi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan