Sabtu, 4 Oktober 2025

BREAKING NEWS: Dedi Mulyadi Dilaporkan ke Bareskrim Polri Buntut Kebijakan Barak Militer

Pelapor memandang kebijakan-kebijakan Dedi Mulyadi tersebut tidak memiliki dasar hukum, bukan sekadar surat edaran.

Penulis: Reynas Abdila
Tribunnews.com/Reynas Abdila
BARAK MILITER - Adhel Setiawan, orang tua murid dari Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (5/6/2025). Dia mengadukan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atas kebijakan barak militer. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adhel Setiawan, orang tua murid yang berasal dari Kabupaten Bekasi mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (5/6/2025).

Dia mengadukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atas kebijakan siswa bermasalah dikirim ke barak militer.

"Kami memasukkan (aduan) ke Bareskrim mengenai unsur-unsur pidana terkait dengan kebijakan Dedi Mulyadi," ucap Adhel kepada wartawan.

Sejumlah barang bukti turut dibawa sebagai bahan aduan ke Bareskrim Polri,

Menurutnya, Dedi Mulyadi diduga melanggar Pasal 76 H Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara selama 5 tahun.

"Salah satu pasal yang kami masukkan itu di UU Perlindungan Anak di Pasal 76 H, itu kan jelas-jelas melarang pelibatan anak-anak untuk kegiatan militer," sebut Adhel.

Baca juga: Pihak Ridwan Kamil Masih Ragukan Bukti-bukti dari Lisa Mariana Terkait Gugatan di PN Bandung

Pelapor memandang kebijakan-kebijakan Dedi Mulyadi tersebut tidak memiliki dasar hukum, bukan sekadar surat edaran.

Adhel berharap aduan yang dilayangkan dapat dikaji oleh Bareskrim Polri

"Jadi Dedi Mulyadi ini kami anggap melaksanakan negara kekuasaan, bukan negara hukum, semau-mau dia aja," lanjut dia.

Pelapor dijadwalkan akan kembali datang ke Bareskrim Polri untuk melengkapi bukti aduannya.

"Nanti dalam seminggu ini nanti dikonfirmasi lagi sama pihak Bareskrim untuk digelar dan untuk ditentukan apa saja bukti-bukti yang kurang atau perlu dilengkapi," pungkasnya.

Baca juga: Sempat Tolak Program Barak Militer, Ono Surono Dukung Kebijakan Dedi Mulyadi soal Jam Masuk Sekolah

Diketahui, Dedi Mulyadi mencanangkan pendidikan militer bagi remaja yang dianggap nakal.

Kebijakan tersebut menimbulkan pro kontra.

Sebab kebijakan itu dianggap melanggar hak asasi manusia oleh beberapa pihak.

Dedi Mulyadi mengklaim bahwa pelajar yang masuk barak haruslah anak-anak yang melanggar aturan ringan ataupun berat.

"(Siswa yang masuk barak militer) tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main mobile legend, yang kalau malam tidurnya tidak mau sore, ke orang tua melawan, melakukan pengancaman, di sekolah bikin ribut, bolos terus, dari rumah berangkat ke sekolah tapi ke sekolah enggak nyampe," ungkap Dedi Mulyadi beberapa waktu lalu.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved