Minggu, 5 Oktober 2025

PDIP Partai Terpopuler pada Survei IPO, Adian Napitupulu: Pesan Ibu Mega Terus Bergema

Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu, menanggapi hasil survei IPO.

Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
PDIP - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu. Ia menanggapi hasil survei terbaru dari Indonesia Political Opinion (IPO) yang menempatkan PDIP sebagai partai terpopuler. 

Secara angka Survei IPO menjabarkan popularitas tertinggi dipegang oleh PDI Perjuangan 94 persen, Partai Gerindra 92%, Partai Golkar 92%, Partai Kebangkitan Bangsa 77,8%, Partai Amanat Nasional 71,5%, dan Partai Keadilan Sejahtera 70,2%.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan, masuknya PAN dalam jajaran partai terpopuler tidak terlepas manuver politik yang dilakukan oleh partai tersebut. Apalagi, PAN tergolong menjadi partai yang cukup dekat dengan Presiden Prabowo.

"Menarik memang terkait PAN, selain dapat dikatakan stabil juga punya daya tawar yang menguat. Nuansa kedekatan dengan pemerintah atau Presiden Prabowo bisa ditimbang sebagai faktor," kata Dedi dalam keterangannya, Minggu (1/6/2025).

Dedi menjelaskan, kader-kader PAN yang sudah memiliki nama besar dan masuk parlemen juga membuat partai tersebut popularitasnya terus mengalami peningkatan.

"Sisi lain banyaknya kader PAN yang cukup populer baik di parlemen maupun di kabinet ini juga sangat mungkin membantu PAN ada dalam pilihan publik, tentu secara umum menandai keberhasilan Zulkifli Hasan memimpin PAN saat ini," kata dia.

Tidak hanya itu, survei tersebut juga memotret kecenderungan responden kalau hari ini dilakukan pemilihan anggota DPR berdasarkan partai politik. 

Untuk posisi pertama ditempati oleh Partai Gerindra 34,7%, PDI Perjuangan 12,5%, Partai Golkar 10%, Partai Kebangkitan Bangsa 6,2%, Partai Amanat Nasional 5%, dan Partai Demokrat 4,9%.

"Pilihan pada Gerindra pergeseran signifikan, tren Prabowo sebagai Presiden bisa saja pengaruhi pilihan ini. Sebaliknya, PDIP dengan kondisi politik saat ini, mengemukanya skandal korupsi yang diketahui publik, utamanya yang menyeret nama Hasto, hingga hubungan politik dengan PDIP bisa menjadi pemicu turunnya elektabilitas PDIP," tutupnya.

Diketahui, survei nasional bertajuk Analisa Sosial: Persepsi Publik atas Optimisme dan Kinerja Pemerintah tersebut, melibatkan 1.200 responden. 

Metode yang digunakan dalam survei ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) sebesar 2,90 persen dengan tingkat akurasi data mencapai 95 persen.

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat yang memastikan representativitas data.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved