Kamis, 2 Oktober 2025

Fakta Grup Inses 'Fantasi Sedarah' di Facebook: Anggota Tembus 32 Ribu Orang, Bikin DPR Geram

Grup inses dengan nama 'Fantasi Sedarah' viral di media sosial. Bahkan, anggota dari grup tersebut mencapai 32 ribu orang. DPR pun geram.

Freepik
GRUP INSES FACEBOOK - Media sosial Facebook dihebohkan dengan adanya grup bernama 'Fantasi Sedarah'. Adapun grup tersebut berisi terkait testimoni saat berhubungan sedarah atau inses. Bahkan, grup tersebut memiliki anggota hingga 32 ribu orang. Kini, DPR pun mendesak agar Polri dan Komdigi bertindak terkait adanya grup tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Jagat media sosial dihebohkan dengan adanya grup di Facebook dengan nama 'Fantasi Sedarah'.

Adapun grup tersebut kerap menyebarkan testimoni terkait hubungan sedarah atau inses.

Bahkan, ada anggota dari grup tersebut sampai mengunggah foto anggota keluarganya dengan narasi pernah berhubungan badan dengan korban.

Namun, ketika Tribunnews.com mengetikkan 'Fantasi Sedarah' di kolom pencarian Facebook, grup tersebut sudah tidak bisa diakses.

Kendati demikian, netizen yang mengecam grup tersebut sudah menyebarkan tak hanya di Facebook dan media sosial lainnya.

Berdasarkan unggahan salah satu netizen di Facebook, grup tersebut disebut beranggotakan sampai 32 ribu orang.

Di sisi lain, menurut pengakuan salah satu netizen di Facebook, akun tersebut sebelumnya bernama 'Fetish Sedarah' sebelum berganti menjadi 'Fantasi Sedarah'.

"Akunnya dari Fetish Sedarah sempet ganti jadi Fantasi Sedarah. Terbaru dan sekarang berubah nama jadi Suka Duka. Ayo report bareng-bareng guys," tulis netizen tersebut.

Lalu, dalam unggahan beberapa netizen terkait grup tersebut, tampak ada akun yang memberikan testimoni ketika berhubungan badan dengan anggota keluarganya.

Baca juga: Awal Mula Kasus Paket Berisi Mayat Bayi Dikirim via Ojol di Medan, Hasil Inses Kakak-Adik

Tak cuma itu, adapula unggahan berupa foto dengan takarir yang menjurus ke tindakan seksual.

DPR Minta Komdigi dan Polri Selidiki

Gegernya adanya grup yang mewadahi orang penyuka sesama keluarganya tersebut sudah sampai ke telinga Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni.

Dia pun meminta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Polri untuk menyelidiki grup tersebut.

"Ini sangat menjijikkan. Karenanya saya minta polisi dan Komdigi telusuri," kata Sahroni pada Kamis (15/5/2025), dikutip dari laman Partai NasDem.

Sahroni pun mendesak agar aktivitas di grup tersebut segera dihentikan.

Dia mengkhawatirkan adanya tindak pidana kekerasan seksual jika grup itu tidak diusut.

"Kalau tidak kita hentikan dan sampai fantasinya jadi kenyataan. Ini akan menyebabkan pidana kekerasan seksual yang luar biasa menghancurkan korban."

"Jadi mereka harus dicari, dan dibina secara psikologis, dan kita hentikan mereka sebelum kejadian," tuturnya.

Sahroni pun menegaskan agar pelaku hubungan sedarah atau inses tidak diberi ruang seperti di media sosial maupundi kehidupan sehari-hari.

Dia meminta jika masyarakat mengetahui adanya pelaku inses agar segera dilaporkan ke kepolisian demi menghindari terjadinya kekerasan seksual.

"Kalau ada yang tahu di sekitarnya menyimpang seperti ini, wajib dilaporkan. Dengan maraknya kasus kekerasan seksual belakangan ini, saya yakin sudah waktunya kita juga melakukan tindakan pencegahan yang lebih ganas," tegasnya.

Kasus Inses di Medan

KIRIM MAYAT BAYI - NH (21) dan RD(25) saudara kandung yang kirim mayat bayi hasil hubungan gelap lewat driver ojek online (online) di Kelurahan Glugur Darat II, Kecamatan Medan Timur, Jumat (9/5/2025). Awal mula kasus paket berisi jasad bayi yang dikirim driver ojek online (ojol) di Medan, Sumatera Utara.
KIRIM MAYAT BAYI - NH (21) dan RD(25) saudara kandung yang kirim mayat bayi hasil hubungan gelap lewat driver ojek online (online) di Kelurahan Glugur Darat II, Kecamatan Medan Timur, Jumat (9/5/2025). Awal mula kasus paket berisi jasad bayi yang dikirim driver ojek online (ojol) di Medan, Sumatera Utara. (TRIBUN MEDAN/DANIEL SIREGAR)

Kasus terkait inses pun sempat terjadi beberapa waktu lalu di Medan, Sumatra Utara (Sumut), ketika ada bayi tewas dan dikirimkan lewat paket ke driver ojek online (ojol).

Bayi tersebut merupakan hasil hubungan sedarah atau inses dari kakak beradik yaitu pelaku laki-laki berinisial RD dan pelaku perempuan berinisial NH.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, menuturkan kronologi kasus ini berawal ketika NH mengandung bayi tersebut sejak Januari 2025. 

Kemudian, pelaku melahirkan bayi tersebut secara prematur dan tanpa bantuan tenaga medis.

"Diketahui hamil Januari 2025. Pengakuan si perempuan, dia melahirkan di Barak Tambunan Sicanang Belawan dengan cara lahiran sendiri dan membersihkan sendiri," jelas Ferry pada Jumat (9/5/2025), dikutip dari Tribun Medan.

Setelah dilahirkan, Ferry mengatakan bayi tersebut itu sempat sakit pada Rabu (7/5/2025) dan dibawa ke RS Delima di kawasan Simpang Martubung.

Menurut diagnosa dokter, bayi tak berdosa tersebut kekurangan gizi lantaran lahir prematur.

Alhasil, NH diminta oleh dokter agar bayi itu dirawat di RS Pringadi Medan.

Hanya saja, pelaku takut karena tidak memiliki kelengkapan administrasi darah dagingnya tersebut.

Lalu, akibat tidak kunjung memperoleh penanganan medis, bayi tersebut pun meninggal dunia pada Rabu malam sekira pukul 23.00 WIB.

"Mau dibawa ke RS Pirngadi ibu bayi takut dikarenakan tidak ada data keluarga sehingga membawa bayi kembali ke Barak Tambunan Sicanang Belawan. Malam harinya, bayi meninggal tanggal 7 Mei 2025 sekira pukul 23.00 wib di Barak Tambunan Sicanang Belawan," kata Ferry.

Setelah itu, NH bersama RD membawa bayinya yang sudah meninggal tersebut ke sebuah hotel yang berlokasi di Kecamatan Medan Barat.

Barulah, pada Kamis (8/5/2025) sekira pukul 06.00 WIB, NH dan RD keluar dari hotel untuk kemudian memesan ojol.

Mereka meminta kepada driver ojol untuk mengirim paket yang ternyata berisi jasad bayi tersebut ke lokasi yang sudah ditentukan.

"Lalu diserahkan kepada driver Gojek di pinggir jalan untuk diantarkan ke lokasi tujuan."

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Medan dengan judul "Pengirim Mayat Bayi ke Ojol Ternyata Abang Beradik, Diduga Anak Hasil Hubungan Sedarah"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Medan/Haikal Faried Hermawan/Fredy Santoso)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved