Jumat, 3 Oktober 2025

Wajib Militer Bagi Pelajar Nakal

Dedi Mulyadi Gembleng Anak Nakal ke Barak Militer, Ini Catatan Pengamat Pendidikan 

Pengamat pendidikan Doni Koesoema memberikan sejumlah catatan terkait kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menggembleng anak nakal ke barak militer.

TribunJabar.id/Deanza Falevi
PENDIDIKAN MILITER SISWA - Para pelajar saat mengikuti pendidikan militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (1/5/2025). Pengamat pendidikan Doni Koesoema Albertus memberikan sejumlah catatan terkait kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menggembleng anak nakal ke barak militer. 

"Program ini berapa lama? Tidak jelas dan simpang siur, kalau enam bulan ya tidak dibenarkan, karena anak-anak masih dalam proses pendidikan. Apalagi bila dipisahkan dari teman-teman dan tidak bersosialisasi," ungkapnya.

"Kalau singkat saja dua minggu lalu dikembalikan sekolah dan orang tua tidak masalah," ujarnya.

BARAK MILITER SISWA- Pelajar fokus menyimak materi budi pekerti dan etika yang disampaikan oleh anggota TNI dalam program pembinaan karakter di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Sabtu (3/5/2025).
BARAK MILITER SISWA- Pelajar fokus menyimak materi budi pekerti dan etika yang disampaikan oleh anggota TNI dalam program pembinaan karakter di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Sabtu (3/5/2025). (tribunjabar.id / Deanza Falevi)

Doni juga menegaskan perlunya proses yang benar dalam penggemblangan anak di barak militer ini.

"Kalau proses benar, ada pendampingan psikolog, ada edukasi, ada evaluasi, tidak masalah."

"Dan ini kasus-kasus ekstrem untuk anak-anak yang keras hati sebelum salah jalan lebih jauh," ujarnya.

Lebih lanjut Doni menegaskan bahwa seluruh pihak harus terlibat dalam proses pendidikan.

Mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

"Orang tua perlu dididik, guru perlu dididik, dan masyarakat dalam hal ini kepolisian juga perlu terlibat, seperti kasus-kasus geng motor yang cenderung banyak dibiarkan," pungkasnya.

Kak Seto Dilibatkan

Sementara itu Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, akan dilibatkan dalam program pembinaan anak berperilaku khusus atau bermasalah, yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kak Seto, sapaannya, akan menjadi narasumber dan mengajar langsung para siswa dalam program tersebut.

Kabar ini disampaikan Kak Seto setelah meninjau pelaksanaan pembinaan anak-anak bermasalah ini di barak militer, di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (10/5/2025).

Dalam tinjauannya itu, Kak Seto menjelaskan bahwa tidak ada hak anak yang dilanggar dalam kegiatan pendidikan karakter tersebut, meskipun dilaksanakan di lingkungan militer.

"Anak-anak mendapatkan hak untuk tumbuh dan berkembang, perlindungan, kesempatan menyuarakan pendapat, bahkan ada pemeriksaan kesehatan dan psikologi," kata Kak Seto dikutip portal resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, jabarprov.go.id.

Kak Seto menambahkan, pendidikan karakter ini dikawal oleh berbagai pihak secara intensif.

Sehingga pelaksanaannya aman dan para peserta didik mendapatkan dampak positifnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved