Dorong Akses untuk Difabel, Pakar Internasional Bahas Strategi Pendidikan Inklusif di GSET
LSPR menggelar Forum Internasional dengan mengangkat tema "Inclusive Teaching Strategies for Diverse Classrooms".
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - LSPR Institute of Communication and Business (LSPR Institute) melalui LSPR School of Special Needs Education (LSPR SSNE) menyelenggarakan The 1st Global Special Education Teacher (GSET) Forum di Prof. Dr. Djajusman Auditorium & Performance Hall, LSPR Sudirman Park Campus, Jakarta.
Forum Internasional ini mengangkat tema "Inclusive Teaching Strategies for Diverse Classrooms".
Pertemuan ini dihadiri sebanyak 200 peserta yang terdiri dari para pendidik dan praktisi pendidikan khusus dari berbagai macam daerah, seperti Jakarta, Kalimantan, Bandung, Surabaya, Bogor.
Acara secara resmi dibuka oleh Dr. (H.C.) Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, FIPR, selaku Founder & CEO LSPR Institute, Chujo Kazuo (Minister Deputy Head of the Mission of Japan to ASAN).
Lalu Dr. Yasuyuki Mitshuhashi (Senior Policy Fellow on Healthcare ERIA), H.E. Djauhari Oratmangun (Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok).
"Mendukung individu dengan disabilitas perkembangan merupakan isu penting di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Kolaborasi lintas sektor dan lintas negara sangat penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh individu dengan disabilitas perkembangan," ujar Chujo.
"Melalui The 1st GSET Forum 2025, saya berharap inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga mendorong aksi nyata untuk memperkuat sistem dukungan bagi individu dengan disabilitas perkembangan di negara-negara ASEAN," tambahnya.
Sementara itu, Djauhari Oratmangun mengapresiasi LSPR Institute atas keberhasilannya menyelenggarakan forum internasional ini.
"Forum ini akan membuka lebih banyak peluang kerja sama, termasuk dengan negara-negara seperti Jepang dan Tiongkok, untuk meningkatkan kualitas pendidikan khusus," katanya.
Prita Kemal Gani mengatakan Forum GSET ini menjadi tonggak penting bagi Fakultas Ilmu Pendidikan Khusus LSPR School of Special Needs Education (LSPR SSNE).
"Melalui forum akademik ini, kami membuka ruang dialog ilmiah lintas negara untuk membahas perkembangan terbaru dalam strategi pengajaran pendidikan inklusif," katanya.
"LSPR SSNE berkomitmen untuk mencetak para guru yang tidak hanya terlatih secara akademik, tetapi juga memiliki empati, kreativitas, dan kemampuan adaptif dalam menghadapi keragaman kebutuhan peserta didik," tambahnya.
Sementara itu, Chrisdina Wempi berharap forum ini mampu menjadi ruang kolaboratif untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.
"Forum ini diharapkan menjadi ajang bertukar pengalaman secara luas, sekaligus," katanya.
Ia menambahkan bahwa melalui forum ini, LSPR SSNE memperkenalkan Fakultas Pendidikan Khusus yang didukung fasilitas micro teaching terbesar, serta program pembekalan kemampuan wirausaha bagi para pengajar.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kontroversi Sweeping di Semarang: Anak SD, Pelajar SMA, hingga Disabilitas Ikut Ditangkap |
![]() |
---|
Bank Mandiri Akselerasi Prestasi dan Inklusivitas Melalui 2nd Southeast Asia Deaf Games 2025 |
![]() |
---|
Kemenag Gelar MHQ Internasional untuk Penyandang Disabilitas Netra, Ini Ketentuannya |
![]() |
---|
PT CMK Gandeng Kampus LSPR Demi Ciptakan SDM Unggul di Industri Perhiasan |
![]() |
---|
Albertina Ho Akui Sistem Persidangan di Indonesia Belum Ideal, Tidak Ramah Disabilitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.