Jumat, 3 Oktober 2025

Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana: Harapan Baru Anak Surabaya Bisa Kuliah Gratis

Kuliah bukan lagi mimpi bagi anak Surabaya dari keluarga kurang mampu. Lewat program 1 Keluarga 1 Sarjana, masa depan mereka kini terbuka lebar.

Editor: Content Writer
dok. Pemkot Surabaya
PENERIMA BANTUAN PEMKOT SURABAYA - Rizky Saputra Subroto (19), calon mahasiswa S1 Ekonomi Syariah Unair, tengah berada di ruang belajar Omah Ilmu Arek Suroboyo. Sejak kecil diasuh Pemkot Surabaya, kini Rizky membuktikan bahwa mimpi bisa diraih siapa saja, asal terus berusaha dan tak menyerah pada keadaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Program "1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana" yang diinisiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak Agustus 2024, merupakan bagian dari "Omah Ilmu Arek Suroboyo". Program ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas pendidikan gratis bagi anak berprestasi namun tidak memiliki biaya untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Salah satu siswa berprestasi yang merasakan langsung manfaat program "1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana" adalah Zadvara Dima Al Dzaky. Awalnya Zaky yang merupakan anak seorang pelayan toko itu, mendapatkan tawaran beasiswa kuliah jurusan Keperawatan D3 di Universitas Hang Tuah Surabaya melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya.

"Perasaan saya waktu itu, sangat bersyukur dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang. Saya yakin pendidikan ini akan sangat berguna untuk masa depan," ungkap Zaky, Jumat (25/4/2025).

Selain mendapatkan kesempatan untuk kuliah, siswa program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, juga mendapatkan pendidikan secara komprehensif. Mulai dari sosial, mental hingga pengembangan diri juga diperhatikan.

Pengembangan diri dilakukan melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti kursus Bahasa Inggris, boxing, fotografi, melukis, musik hingga olahraga tinju.

“Di sini saya tidak hanya kuliah, tapi juga mengikuti kegiatan setelahnya untuk mengasah kemampuan saya di bidang lain,” ungkap Zaky.

Setelah lulus kuliah, nantinya Zaky berencana untuk mengabdikan diri di bidang kesehatan dan membantu masyarakat agar senantiasa sehat.

“Saya sangat termotivasi dan memiliki harapan besar untuk membantu perekonomian keluarga dan mengangkat derajat orang tua lewat program sekolah bibit unggul,” imbuh Zaky.

Baca juga: Alasan Gudang Milik Jan Hwa Diana Disegel Pemkot Surabaya, Eri Cahyadi: Tak Boleh Buat Gaduh

Kisah inspiratif lainnya datang dari Retno Ayu Maharani (19). Alumni SMKN 20 Surabaya itu kini sedang menempuh pendidikan D3 Keperawatan di Universitas Hang Tuah Surabaya.

Berasal dari keluarga sederhana di daerah Klampis Ngasem dengan pendapatan yang tidak menentu, Retno merasakan bahagia karena dapat melanjutkan pendidikan lewat program ini.

“Awalnya sulit sekali membayangkan bisa kuliah. Sebelumnya saya sudah mencoba banyak tes masuk perguruan tinggi tapi tidak berhasil. Mendapatkan kesempatan ini benar-benar membuat saya kaget dan sangat senang," ujarnya.

Selama menjalani kehidupan 8 bulan di Omah Ilmu Arek Suroboyo, Retno merasa asrama yang terletak di kawasan Kalijudan ini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga tempat untuk belajar mandiri.

“Rutinitas kami tidak hanya kuliah. Pagi hari kami bangun untuk Salat Subuh berjamaah, dilanjutkan olahraga pagi. Setelahnya persiapan untuk berangkat kuliah, sekitar pukul enam pagi, kami dijemput bus untuk berangkat kuliah di Hang Tuah," ceritanya.

Sepulang kuliah, mereka kembali dijemput bus. Mengenai kebutuhan makan sehari-hari, Retno dan teman-temannya biasa membawa bekal untuk makan pagi dan siang.

“Kalau malamnya makan di asrama dengan teman-teman yang lain. Karena pagi kuliah jadi dibawakan bekal untuk makan di kampus,” imbuhnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved