Senin, 29 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Perang Tarif AS-Tiongkok Bakal Berdampak ke Rencana Modernisasi Alutsista TNI? Ini Kata Kemhan

Secara umum, ia mengungkapkan pada prinsipnya rencana pengadaan alutsista TNI yang telah sampai kepada tahap kontrak harus dipenuhi.

Penulis: Gita Irawan
Tribunnews.com/Gita Irawan
MODERNISASI ALUTSISTA - Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI Frega Wenas saat wawancara di Balai Media Kemhan Jakarta Pusat pada Jumat (25/4/2025). Frega menjawab pertanyaan awak media soal dampak perang tarif AS-Tiongkok terhadap rencana modernisasi alutsista TNI. 

"Kita bebas untuk mencari mitra dengan siapa saja dengan prinsip tetap menjaga dan menghormati kedaulatan masing-masing negara," ungkap dia.

Ketika ditanya soal ada atau tidaknya rencana pengadaan alutsista TNI dari AS ke depannya, Frega juga menjawab secara umum.

Ia menjelaskan pada saat pemerintah ingin melakukan modernisasi dan pembelian alusista, tentunya ada beberapa rencana yang dilakukan.

Akan tetapi, lanjutnya, proses tersebut tidak sepenuhnya berada di tangan Kemhan melainkan juga ada di tangan pemerintah pusat dan di Kementerian Keuangan.

"Nanti keputusannya yang lebih tepat tentunya apakah anggaran itu disetujui atau tidak kembali lagi ke Kementerian Keuangan," pungkasnya.

Pada kesempatan lain, Frega sempat menjelaskan Kemhan telah melakukan kajian dan memberikan rekomendasi terkait rencana pengadaan jet tempur F-15 EX produksi pabrikan Amerika Serikat, Boeing.

Frega menjelaskan proses pengadaan alutsista dalam konteks manajemen pertahanan, perlu diperhitungkan secara cermat.

Pengadaan tersebut, ujar dia, juga harus selaras dengan kekuatan keuangan yang dimiliki oleh negara.

Dalam proses perencanaan pengadaan, ungkap dia, proses pengadaan pesawat tempur membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Selama belum ada kontrak yang ditantangani, kata dia, maka Indonesia belum memiliki keterikatan untuk membeli alutsista tersebut.

Hal itu disampaikannya dalam Webinar yang digelar ISDS bertajuk Kamu Bertanya, Kemhan Menjawab: Evolusi Ancaman dan Tantangan Pertahanan Kontemporer" pada Kamis (17/4/2025).

"Dan tentunya dengan kondisi yang ada saat ini, proses masih berjalan walaupun kalau dilihat kan dari pemberitaan itu sempat ada juga penandatanganan MOU. Pada prinsipnya, Kementerian Pertahanan sudah melakukan pekajian, dan juga sudah merekomendasikan," kata Frega.

"Namun kembali lagi, nanti keputusan itu ada di pemerintah pusat dan juga Kementerian Keuangan. Karena kita tahu kan saat ini, kondisi yang sangat dinamis, apalagi dengan geopolitik dunia, geoekonomi dunia dengan perkembangan yang terjadi di Amerika kemudian juga dengan beberapa wilayah negara lain," ucap dia.

Baca juga: Menhan RI & Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia Bertemu, Ada Rencana Kerja Sama Produksi Alutsista

Indonesia Netral

Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia bersikap tidak memihak atau netral terhadap perang dagang antara Tiongkok (China) dengan Amerika Serikat yang saling menaikkan bea masuk atau tarif impor.

Indonesia, kata Prabowo, bersikap netral karena memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat maupun dengan Tiongkok. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan