Minggu, 5 Oktober 2025

Cegah Misinformasi, AVI Dorong Pemangku Kepentingan Kaji Produk Tembakau Alternatif

Ia menjelaskan pentingnya edukasi dan sosialisasi tentang manfaat produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk beralih dari kebiasaan merokok. 

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
INFORMASI - Petani menyortir tembakau di Jawa Tengah, Rabu (27/12/2023). Sekretaris Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Wiratna Eko Indra Putra, menjelaskan pentingnya edukasi dan sosialisasi tentang produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk beralih dari kebiasaan merokok.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Wiratna Eko Indra Putra, menjelaskan pentingnya edukasi dan sosialisasi tentang produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk beralih dari kebiasaan merokok. 

Menurutnya, kesalahan informasi yang menyamakan risiko produk tersebut dengan rokok yang dibakar perlu diluruskan melalui kajian ilmiah dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan.

"Kolaborasi antara regulator, peneliti, dan komunitas kesehatan sangat diperlukan untuk menyampaikan informasi yang seimbang dan transparan, dengan fokus utama pada perokok dewasa yang kesulitan berhenti, supaya mereka bisa mempertimbangkan transisi ke produk yang dirasa lebih baik," ujar Wiratna melalui keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).

Wiratna menjelaskan informasi sesat tentang produk tembakau alternatif memicu ketidakpercayaan di kalangan perokok dewasa. 

Dampaknya, perokok kesulitan mengakses alternatif lebih rendah risiko sebagai alat bantu berhenti merokok.

"Padahal, beberapa studi menunjukkan bahwa meskipun rokok elektronik tidak sepenuhnya bebas risiko, secara umum  risikonya jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok, sehingga keterlambatan beralih ke produk ini justru menghambat potensi pengurangan dampak kesehatan," jelas Wiratna.

Beberapa waktu lalu, Cochrane Library melaporkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik adalah salah satu metode efektif untuk beralih dari kebiasaan merokok. 

Produk alternatif yang di dalamnya termasuk produk tembakau yang dipanaskan dan kantong nikotin, disebut tidak memaparkan bahan kimia berbahaya yang menjadi sumber berbagai penyakit dari kebiasaan merokok.  

Temuan yang diterbitkan pada 29 Januari 2025 ini didasarkan pada 90 studi ilmiah yang dilakukan antara tahun 2021 hingga Februari 2024 dan melibatkan lebih dari 29.044 perokok dewasa. 

Sebagian besar penelitian dilakukan di Amerika Serikat, Inggris, dan Italia. 

Studi-studi tersebut membandingkan vape dengan metode berhenti merokok lainnya, seperti terapi penggantian nikotin atau varenicline, obat yang digunakan untuk membantu orang berhenti merokok.

"Orang-orang cenderung berhenti merokok selama minimal enam bulan dengan menggunakan rokok elektronik yang mengandung nikotin dibandingkan dengan penggunaan terapi pengganti nikotin atau rokok elektronik tanpa nikotin," simpul bukti ilmiah yang ditulis oleh peneliti Lindson N, Butler AR, McRobbie H, Bullen C, Hajek P, dkk.

Para peneliti juga menyoroti pentingnya melakukan lebih banyak penelitian untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved