Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Guru Besar UI Nilai Wajar Muncul Kekhawatiran Terkait Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza

Hikmahanto Juwana, berbicara soal kekhawatiran sejumlah kalangan terkait rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi sementara warga Gaza.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Warta Kota/henry lopulalan
SOAL GAZA - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Prof Hikmahanto Juwana,di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Rabu (28/1/2015). Ia menilai wajar muncul khawatiran soal rencana Probowo evakuasi warga Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Prof Hikmahanto Juwana, berbicara soal kekhawatiran sejumlah kalangan terkait rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi sementara warga Gaza ke Indonesia yang hendak melakukan pengobatan.

Hikmahanto menilai wajar bila ada kalangan yang khawatir mengenai rencana Presiden Prabowo tersebut.

Ia menilai kekhawatiran muncul karena takut rencana tersebut justru mendukung skenario AS dan Israel untuk memindahkan warga Palestina dari tanah Gaza dan tidak dapat kembali.

"Ini artinya Israel akan leluasa memukimi warganya di Gaza," kata Hikmahanto saat dihubungi Tribunnews.com pada Minggu (13/4/2025).

"Saat di Turki Presiden Prabowo menawarkan (rencana tersebut) tapi yang saya pantau Menlu Turki menolak ide ini. Menurut Menlu rakyat Palestina harus tetap di tanah Palestina," lanjutnya.

Baca juga: Reaksi Pakar: Evakuasi Gaza Bisa Jadi Bumerang Politik Jika Tanpa Dukungan Rakyat dan Infrastruktur

Ia memandang pengosongan Gaza dari rakyat Palestina sangat dikehendaki Israel.

Hal itu, kata dia, karena dari Gaza serangan rudal Hamas dilancarkan ke Israel.

Israel ingin menguasai Gaza sebagaimana dia menguasai Tepi Barat. Sehingga Gaza tidak menjadi momok.

Baca juga: Prabowo Sudah Minta Waktu untuk Temui Donald Trump, Ingin Bahas Tarif Impor & Evakuasi Warga Gaza

Caranya, Israel menyerang rakyat Palestina baik pejuang Hamas maupun perempuan dan anak kecil.

Namun akibatnya, kata Hikmahanto, Israel dapat kecaman dari dunia internasional.

"Tapi kalau mengevakuasi karena sakit atau merekonstruksi Gaza dan lain-lain maka ini dianggap suatu hal yang manusiawi padahal tujuan akhirnya agar Israel dapat menguasai tanah Gaza secara ilegal," kata Hikmahanto.

Menurut dia, kekhawatiran itu menurutnya valid karena rencana itu disampaikan dalam momentum yang tidak pas.

Momentum dimaksud yakni di saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif impor yang tinggi ke Indonesia.

"Nah Indonesia kan minta diturunkan. Lalu banyak yang berpikir jangan-jangan ini bargaining chip antara AS dan Indonesia. Sehingga ini bisa dianggap akal-akalan AS," kata dia.

"Yang berat bagi Indonesia adalah persepsi Indonesia sebagai negara yang lemah, bahkan proxy dari AS dan Israel," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya Presiden RI, Prabowo Subianto membantah rencana evakuasi warga Gaza, Palestina, ke Indonesia untuk menuruti kemauan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sebelumnya Trump pernah menyebut wacana akan merelokasi 2 juta warga Gaza Palestina di mana salah satu negara yang diminta menampung adalah Indonesia.

Menurut Prabowo, rencana evakuasi warga Gaza ke Indonesia bertujuan untuk membantu dan bukan demi menuruti kemauan Trump.

Prabowo juga mengaku pihaknya masih belum tahu kapan akan melakukan evakuasi warga Gaza ke Indonesia.

Ia mengatakan saat ini pihaknya masih sedang berkonsultasi terlebih dahulu dengan pimpinan Palestina.

Bantahan tersebut disampaikan Prabowo kepada wartawan usai menghadiri Antalya Diplomacy Forum, Turkiye pada Jumat (11/5/2025) malam waktu setempat.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas dalam keterangannya pada Rabu (9/4/2025) juga sempat mempertanyakan sikap Presiden Prabowo Subianto yang menyatakan siap mengevakuasi 1.000 warga Gaza Palestina ke Indonesia.

Padahal dukungan terhadap upaya evakuasi tersebut justru dinilai bisa membantu Israel dan Amerika Serikat (AS) mencapai tujuannya yang sedari awal berencana mengosongkan Gaza.

Anwar Abbas memandang jika rencana relokasi diwujudkan, maka Israel justru lebih leluasa menduduki Gaza dan menempatkan warga negaranya ke daerah yang mereka kuasai.

Bila ini terjadi, cepat atau lambat wilayah Gaza akan dicaplok masuk ke dalam negara Israel yang selama ini dicita-citakan zionis.

Ia mengingatkan pemerintah Indonesia agar belajar dari sejarah, dan cerdas menerapkan strategi melawan manuver Israel.

Sebab hal serupa pernah terjadi pada kota Yerusalem yang dulunya dikuasai rakyat Palestina, tapi kini kota itu diduduki Israel dan dijadikan ibu kota negeri zionis.

Anwar Abbas menegaskan, jika semangat kemanusiaan yang digaungkan Prabowo berkutat pada pengobatan dan perawatan rakyat Gaza yang terluka, maka hal itu harus dilakukan di Gaza, bukan tempat lain.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved