Penyelidikan Kasus Tewasnya Situr Wijaya Jurnalis Palu: Diduga TBC, Luka Memar Imbas Lebam Mayat
Polisi telah merilis beberapa hasil penyelidikan sementara terkait kasus tewasnya jurnalis asal Palu yang jasadnya ditemukan di hotel di Jakbar.
Dalam autopsi tersebut, ditemukan pula luka lecet di bibir korban yang diakibatkan kekerasan tumpul.
Namun, Ade Ary mengatakan luka tersebut diduga bukan akibat penganiayaan tetapi korban terjatuh ke lantai.
"Luka lecet pada bibir akibat kekerasan tumpul (diduga karena jatuh membentur lantai)," katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa memar yang terdapat di bagian tubuh korban diduga juga bukan akibat penganiayaan tetapi karena lebam mayat.
Hasil autopsi sementara juga mengungkap tidak ditemukannya tanda kekerasan pada jenazah Situr Wijaya.
"Tidak ada tanda-tanda kekerasan baik luka jeratan maupun luka sayatan. Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam," tuturnya.
Ade Ary juga menjelaskan bahwa tewasnya Situr diperkirakan tidak sampai sehari sebelum ditemukan pada Jumat malam lalu.
"Perkiraan waktu kematian antara 8 jam sampai dengan 24 jam sebelum pemeriksaan luar (4 April 2025 pukul 04.00 WIB sampai dengan 4 April 2025 pukul 20.00 WIB)," katanya.
Ditemukan Obat
Ade Ary juga mengungkapkan penyidik menemukan beberapa obat saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Adapun obat tersebut terdiri dari empat macam yaitu obat maag merek Promag, obat jamur merek Mycoral ketoconazole, obat antibiotik untuk TBC merek Rifampicin, serta sabun pembersih wajah merek Viva White Clean & Mask.
Berdasarkan foto yang diterima Tribunnews.com, tampak obat maag yang ditemukan telah tidak lengkap.
Sementara, obat Rifampicin juga diduga telah dikonsumsi korban karena terlihat adanya sobekan di kemasan.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.