Senin, 29 September 2025

Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi

Pengamat Soroti Konstruksi Jalan di Gerbang Tol Ciawi dan Hubungannya dengan Kondisi Kendaraan

Trismawan Sanjaya, mengatakan perlunya perbaikan konstruksi jalan di Indonesia khususnya jalan tol. 

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
KECELAKAAN TOL CIAWI - Kecelakaan maut terjadi di ruas Gerbang Tol Ciawi 2, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Selasa (4/2/2025) sekira pukul 23.30 WIB. Akibat kecelakaan tersebut, delapan orang meninggal dunia dan 11 korban lainnya mengalami luka-luka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI), Trismawan Sanjaya, mengatakan perlunya perbaikan konstruksi jalan di Indonesia khususnya jalan tol. 

Dirinya juga menyoroti musibah kecelakaan angkutan barang seperti yang terjadi di Gerbang Tol Ciawi 2 baru-baru ini.

Menurutnya konstruksi jalan di Gerbang Tol Ciawi 2 yang menyebabkan terjadinya kecelakaan baru-baru ini yang kondisinya menurun. 

"Kodisi menurun seperti itu menyebabkan jalan truk lebih lama dan lebih pelan. Hal ini menyebabkan terjadinya faktor kehausan daripada bahan komponen kendaraan juga akan lebih cepat,” kata Trismawan kepada wartawan, Jumat (14/2/2025). 

Dia menjelaskan dengan konstruksi jalan yang menurun, pengemudi akhirnya harus menjalankan truknya dengan kondisi pelan dan banyak melakukan pengereman.  

Dalam kondisi seperti, lanjutnya, seharusnya truk butuh untuk istirahat karena remnya panas. 

"Sekarang kan tidak ada aturan main kita tentang berapa lama truk harus istirahat, berapa lama kendaraan besar harus istirahat dengan konstruksi jalan kita yang menurun atau menanjak,” ujarnya.

Sebelumnya, pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengatakan kecelakaan yang terjadi di gerbang pintu tol Ciawi ini tidak bisa hanya menyalahkan satu pihak saja seperti sopir truk yang mengalami rem blong yang kemudian menabrak semua mobil yang antre di pintu tol. 

Tapi, menurutnya, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan Korlantas, juga harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut. 

Dia menuturkan bahwa di balik terjadinya rem blong truk, menurut Agus, korban kecelakaan menjadi lebih banyak karena adanya antrean kendaraan di pintu tolnya yang disebabkan kartu salah satu pengendara tidak bisa digunakan. 

Karenanya, dia mengingatkan para pengendara agar memeriksa terlebih dulu kartu e-Tollnya sebelum berkendara mengingat tidak ada lagi petugas yang menjaga pintu tolnya. 

"Harus dari kesadaran kita juga, bahwa kita sudah harus siapkan dana yang cukup segala macam buat lewat tol,” katanya. 

Selain itu, kecelakaan yang terjadi itu juga disebabkan  masalah regulatornya yang tidak bekerja dengan baik. 

Menurutnya, ini menyebabkan banyak pihak yang tidak menaati semua peraturan dan menyebabkan banyak terjadinya kecelakaan

Dia mencontohkan penggunaan kamera ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement), yaitu kamera yang digunakan untuk menangkap pelanggaran lalu lintas di jalan tol yang sudah tidak ada kabarnya lagi saat ini. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan