Minggu, 5 Oktober 2025

Hubungan Megawati dan Prabowo Rumit, Jokowi Disebut Jadi Faktor Penghalang

Meskipun hubungan politik antara Megawati dan Prabowo baik, terdapat hambatan psikologis yang disebabkan oleh kedekatan Jokowi dengan Prabowo.

Kolase Tribunnews
Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) disinyalir menjadi penghambat hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto.

Hal ini diungkapkan oleh pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno pada Minggu (12/1/2025). 

Menurut Adi, meskipun hubungan politik antara PDIP dan Prabowo sebenarnya baik, terdapat hambatan psikologis yang disebabkan oleh kedekatan Jokowi dengan Prabowo.

"(Hubungan Prabowo dan Megawati) rada rumit karena kondisinya tak mendukung."

"Mungkin karena PDIP kalah pilpres, pilkada juga relatif tak sekuat sebelumnya, termasuk juga mungkin karena hambatan psikologis dengan Jokowi yang masih mesra dengan Prabowo," ujar Adi dilansir Kompas.com.

Adi menilai, faktor utama yang menghalangi pertemuan Megawati dan Prabowo adalah Jokowi yang masih menunjukkan kemesraan dengan Prabowo.

Pernyataan Megawati

Dalam kesempatan terpisah, Megawati menepis isu bahwa dirinya dan Prabowo bermusuhan.

Hal itu diungkapkan PDIP saat pembukaan HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

"Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia itu, wah kayaknya musuhan. Enggak! Enggak!" tegas Megawati.

Megawati juga menjelaskan dirinya dan Prabowo sering bertukar pikiran karena memiliki posisi yang sama, yakni sebagai ketua umum partai.

Baca juga: Pengamat Nilai Posisi Megawati Layak Digeser Jadi Ketua Dewan Pembina PDIP Pada Kongres Mendatang

Megawati juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Prabowo terkait keputusan MPR RI yang mencabut ketetapan TAP MPR Nomor 33 Tahun 1967 tentang pencabutan kekuasaan negara dari Presiden Soekarno.

Dengan dicabutnya TAP MPR tersebut, maka tuduhan bahwa Bung Karno telah melakukan pengkhianatan terhadap negara tidak terbukti.

Said Abdullah, politikus PDIP, menambahkan bahwa Megawati selalu tersentuh saat berbicara tentang cita-cita Indonesia Raya dan perjuangan politik Bung Karno.

“Sejarah itu tersimpan kuat dalam memori Ibu Mega. Saking kuatnya ingatan itu, maka ketika MPR mencabut TAP MPR NoXXXIII/MPR/1967, rasa haru dan terima kasih itu beliau ucapkan kembali."

"Sebab dengan pencabutan TAP MPR tersebut negara telah memulihkan nama baik Bung Karno,” kata Said, Jumat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved