HUT Golkar
Prabowo dan Bahlil Singgung Biaya Pilkada Mahal saat HUT ke-60 Golkar
Prabowo Subianto dan Bahlil Lahadalia menyinggung biaya pilkada mahal dalam acara perayaan HUT ke-60 Partai Golkar, Kamis (12/12/2024) malam.
"Banyak ketua umum (parpol), ini sebetulnya bisa kita putuskan malam ini juga, bagaimana? Kalau saya, jangan terlalu dengarkan konsultan-konsultan asing."
"Sekali lagi, saya tidak mau mengajak, kita anti-orang asing, tidak, tapi belum tentu mereka mikirin kita kok," tuturnya.
Bahlil Lahadalia
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, juga menyoroti biaya atau cost pilkada yang terlalu tinggi.
Hal tersebut membebani pasangan calon kepala daerah baik yang kalah maupun yang menang.
Menurutnya, hal itu dirasakan semua partai politik yang mengusung kadernya pada Pilkada Serentak 2024.
"Pemilukada baru selesai, banyak kenangan, cerita dan tulisan dari lubuk hati maupun dari lubuk-lubuk yang lain, yang hampir suaranya, semuanya sama, kok pilkada-nya cost-nya tinggi ya," kata Bahlil dalam pidatonya pada HUT ke-60 Partai Golkar.

Selain itu, setelah pilkada rampung, ada partai atau pasangan calon yang merasa paling bersih.
Mereka menganggap yang lain kotor, bahkan ada yang menyalahkan institusi tertentu terlibat untuk memenangkan paslon tertentu.
"Saya ingin mengatakan kepada kita semua di sini sebagai sesama anak bangsa, Golkar berpandangan tidak untuk saling menyalahkan antara satu dengan yang lain, kalau itu salah adalah salah kita semua, dan kalau itu benar, itu benar kita semua."
"Hampir sebagian partai politik yang besar, pernah mengalami kekuasaan terutama Golkar, partai yang lain juga pernah mengalami kekuasaan dan ilmunya ini sebenarnya sama-sama tahu, ini sama-sama tahu cuma ada yang pergi, ada yang baru," lanjutnya.
Ia mempertanyakan, demokrasi macam apa yang diinginkan oleh elite dan masyarakat.
Bahlil mengeklaim, jika demokrasi demikian yang dipertahankan, maka demokrasi tidak memberikan hasil yang bagi kepentingan bangsa dan negara.
"Pertanyaan yang muncul, yang menggelitik di hati saya apakah demokrasi seperti ini yang kita inginkan?"
"Saya mau tanya apakah demokrasi seperti ini yang kita inginkan Saudara sekalian? Kalau ini yang kita pertahankan, mau jadi apa demokrasi ini," ucap Bahlil.
Ia mengungkapkan, dalam kajian Golkar, pilkada sekarang sudah sama seperti pilkades.
Oleh karena itu, dirinya mengimbau perlunya reformulasi sistem politik Indonesia termasuk pilkada.
"Partai Golkar telah berpikir bahwa ke depan harus ada formulasi yang tepat, untuk kita merumuskan sistem politik kita yang benar-benar baik untuk rakyat dan baik untuk negara untuk mewujudkan cita-cita proklamasi kita," tandasnya.
(Tribunnews.com/Deni/Igman/Chaerul)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.