Sabtu, 4 Oktober 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Tangis Ibu Korban Kanjuruhan Pecah di Depan Kantor Komnas HAM, Tergeletak Saat Tabur Bunga

Suasana haru menyelimuti aksi peringatan tiga tahun Tragedi Kanjuruhan yang digelar di depan kantor Komnas HAM RI, Jalan Latuharhari, Menteng.

Tribunnews.com/ Alfarizy
TRAGEDI KANJURUHAN - Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan menangis usai aksi tabur bunga di depan Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). Aksi dilakukan bertepatan dengan 3 tahun Tragedi Kanjuruhan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suasana haru menyelimuti aksi peringatan tiga tahun Tragedi Kanjuruhan yang digelar di depan kantor Komnas HAM RI, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).

Dalam aksi itu hadir seorang ayah yang kehilangan anaknya, dia memimpin doa di tengah puluhan peserta aksi.

Saat doa dilantunkan khidmat, beberapa keluarga korban sempat menahan air matanya. Namun, suasana semakin mengharukan ketika massa melakukan tabur bunga di depan gerbang kantor Komnas HAM

Lagu perjuangan Gugur Bunga yang diputar membuat isak tangis dari keluarga yang didominasi ibu-ibu semakin pecah.

Seorang ibu korban bahkan sampai tergeletak di aspal depan kantor Komnas HAM, tubuh mereka tergeletak sembari memeluk foto orang tercinta yang meninggal dalam tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Baca juga: 3 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Poster Wajah Korban Berdiri Tuntut Keadilan di Depan Kantor Komnas HAM

Meski berlangsung tertib, suasana aksi dipenuhi linangan air mata. Poster-poster bertuliskan “Kanjuruhan Belum Tuntas” dan “135+ Itu Karena Gas Air Mata” dibentangkan oleh massa aksi.

Di balik jeritan dan tangisan itu, keluarga korban menyampaikan kekecewaannya terhadap Komnas HAM

Wawan, perwakilan LBH Pos Malang yang mendampingi keluarga korban, menilai Komnas HAM tidak menunjukkan keseriusan.

Baca juga: Dari Tragedi Kanjuruhan hingga Mimpi ke Piala Dunia 2026, Media Inggris Kuliti Sepak Bola Indonesia

"Hari ini yang menemui kita bukan komisionernya, hanya staf. Tidak ada jawaban konkret soal penuntasan kasus Kanjuruhan, hanya komitmen lisan saja," ujar Wawan.

Hal senada disampaikan Vebrina Monicha dari KontraS. Ia menilai penyelidikan Komnas HAM selama ini dangkal dan belum menyentuh substansi.

"Komnas HAM hanya melakukan wawancara dengan polisi, PSSI, dan PT LIB. Itu bisa dilakukan oleh media. Yang dibutuhkan keluarga korban adalah penyelidikan mendalam Pro Justisia, bukan sekadar wawancara,” tegasnya.

Tiga tahun berlalu, keadilan bagi 135 korban Tragedi Kanjuruhan masih menjadi tuntutan yang terus digaungkan oleh para keluarga korban.

Selain di Jakarta, aksi peringatan juga digelar oleh kelompok solidaritas di Malang, Jawa Timur.

Sebagai catatan, Tragedi Kanjuruhan terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. 

Sebanyak 135 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka akibat tembakan gas air mata serta kepanikan penonton yang berdesakan di pintu keluar stadion.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved