Ketua Umum AMI Nilai Dunia Pendidikan Perlu Kembali ke Ajaran Ki Hajar Dewantara
Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana menilai dunia pendidikan Indonesia perlu kembali ke ajaran Ki Hajar Dewantara
“Menarik intisari ilmu yang terkandung di dalamnya untuk kemudian kita sesuikan dengan kebutuhan hari ini. Kearifan lokal dan kebijaksanaan lokal kita, sangat relevan dengan konteks internasional hari ini. Inilah yang dinamakan dengan from local wisdom to global action,” ungkapnya.
Di samping itu, Putu berharap gagasan besar Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan harus juga digaungkan semangatnya menjadi internasionalisme atau multilateralisme. Bahkan, ia mendorong gagasan besar ini yang sifatnya sangat universal harus sampai di forum tingkat tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tentu saja, kata dia, hal ini diperlukan diplomasi untuk perjuangkan Ki Hajar Dewantara gagasannya dihargai dunia.
“Mereka harus tahu ada sosok Ki Hajar Dewantara yang seharusnya mendapatkan nobel, ini tanggungjawab kita. Kita belum pernah mendapatkan penghargaan nobel itu, bangsa lain banyak. Tapi sosok yang harus diperjuangkan agar mendapatkan nobel dunia dari Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara,” jelas Putu.
Menurut dia, peluang Ki Hajar Dewantara untuk bisa mendapatkan nobel tersebut sangat besar. Hanya saja, kata dia, bagaimana pemerintah atau negara yang memperjuangkannya melalui jalur diplomasi.
“Saya lihat kriteria beliau untuk dapat nobel sangat besar. Tapi kemampuan kita, mungkin negara atau pemerintah belum sampai di situ. Jadi mungkin harus kita bantu. Kita punya mimpi ada sosok bangsa mendapatkan nobel prize, hal ini untuk duduk dan sejajar dengan bangsa lain. Jadi harus kita pastikan untuk diperjuangkan, Ki Hajar Dewantara berhak untuk mendapatkan nobel di tingkat dunia,” kata Putu.
Diketahui, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) berdiri tahun 1955 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas ini memiliki komitmen dalam pengembangan Catur Dharmya Perguruan Tinggi dan mengembangkan ajaran Kemandirian, Kemerdekaan dan Kebangsaan sesuai cita-cita pendiri UST yaitu Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara.
Taman Siswa (Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid) adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta.
Baca juga: Ketua Umum AMI Terharu Terima Gelar Ki Jaga Waruka Sakabumi dari Pendiri Museum Prabu Siliwangi
Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan Dewantara bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Lirik Lagu 2 Mei Hari Pendidikan Nasional, Tentang Peran Ki Hajar Dewantara |
![]() |
---|
Tanggal 2 Mei 2025 Apakah Libur? Cek Imbauan Kemendikdasmen dan Tanggal Merah Hari Libur Nasional |
![]() |
---|
Hari Pendidikan Nasional 2025: Sejarah, Tema dan Logo Hardiknas 2025, Beserta Link Download |
![]() |
---|
2 Mei 2025 Memperingati Hari Apa? Apakah Libur Nasional? |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 122 Kurikulum Merdeka, Biografi Ki Hajar Dewantara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.