Jumat, 3 Oktober 2025

Diskusi Dibubarkan Massa

Kronologi Versi Polisi soal Pengrusakan Acara Diskusi Din Syamsuddin-Refly Harun oleh OTK

Ketika polisi sedang fokus melakukan pengamanan unras di depan Hotel Grand Kemang, kata Edy, pihaknya tetiba menerima informasi ada sejumlah OTK

|
Istimewa
Belasan orang tak dikenal (OTK) dengan mengenakan masker melakukan pembubaran disertai pengrusakan acara diskusi politik di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024).  

Tata menjelaskan, acara itu dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis tentang masalah kebangsaan dan kenegaraan.

Sejak pagi, kata Tata, sekelompok massa yang sebagian ditengarai berasal dari Indonesia Timur sudah berorasi dari atas sebuah mobil komando di depan hotel.

"Tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan kecuali mengkritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Presiden Jokowi," kata Tata dalam keterangannya, Sabtu (28/9/2024).

Tata melanjutkan, ketika acara baru akan dimulai, massa anarkis memasuki ruangan hotel dan mengubrak-abrik ruangan. Belasan orang OTK itu mengenakan masker. 

Kata Tata, polisi kelihatan diam membiarkan massa pengacau.

"Sekelompok orang yang bertindak anarkis memorak-parandakan panggung, menyobek backdrop, mematahkan tiang mik, dan mengancam para peserta yang baru hadir," katanya.

Utusan Khusus Presiden Bidang Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin?
Utusan Khusus Presiden Bidang Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin? (Tribunnews.com/ Seno Tri Sulistiyono)

Tata mengatakan, acara yang semula berbentuk diskusi lalu diubah dalam format konferensi pers.

Din Syamsuddin, salah satu pembicara, mengecam keras tindakan brutal tersebut dan menyebutnya sebagai cermin dari pelanggaran demokrasi yang terus terjadi. 

Baca juga: Prabowo Dampingi Jokowi saat Penganugerahan Brevet Hiu Kencana TNI AL

Ia berharap, jika Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai presiden RI, pemerintahannya akan memperbaiki dan mengoreksi praktik-praktik yang merusak demokrasi selama era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Peristiwa brutal tersebut merupakan refleksi dari kejahatan demokrasi yang dilakukan rezim penguasa terakhir ini,” kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved