Kamis, 2 Oktober 2025

Mantan Pimpinan JI Beberkan Banyak Pengusaha Kaya di Jamaah Islamiyah Hingga Ungkap Model Pendanaan

Ia menjelaskan bendahara JI yang juga seorang pengusaha tersebut mengelola dana tersebut selayaknya mengelola keuangan perusahaan.

Penulis: Gita Irawan
Tribunnews.com/Gita Irawan
Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) periode 2008 - 2019 Para Wijayanto saat wawancara khusus di kawasan Jakarta pada Senin (16/9/2024). 


Mereka, kata dia, bahkan rela menginfakan emas batangan, mobil, hingga rumahnya untuk membantu pengungsi muslim di Suriah.


Mereka, kata Para, biasanya tidak mau namanya dicatat mengingat mereka juga mengetahui kegiatan tersebut berisiko hukum pidana.


Namun demikian, mereka tetap menitipkan harta mereka kepada lembaga yang dikelola JI tersebut meski JI tidak menyatakan secara terang-terangan kepada mereka bahwa dana tersebut dikelola oleh pihaknya.


Mereka, kata Para, dengan sadar menitipkan harta mereka kepada lembaga yang dikelola JI tersebut untuk diserahkan ke pihak yang mereka yakini sebagai mujahid di Suriah.


"Ada yang kasih emas batangan. Jangan dicatat. Dia juga khawatir dicatat. Ada yang kasih mobilnya, ada yang kasih rumahnya, itu by accident saya bilang. Itu dari segi undang-undang juga delik (pidana)," kata dia.


Menanggapi hal tersebut, eks pendiri JI yang duduk di sebelahnya, Abu Rusydan mengatakan apa yang dijelaskan oleh Para terkait pendanaan tersebut adalah wujud ketulusan hati mereka terkait pembubaran JI dan kembalinya mereka ke pangkuan NKRI.


"Ini menunjukkan ketulusan hati. Mestinya nggak diceritakan," kata dia.


Terkait proses integrasi atau kembalinya para mantan anggota JI ke NKRI, ia mengatakan memiliki tiga modal yakni kepercayaan (trust), transparansi, dan ketusan hati.

Baca juga: Menelusuri Perjalanan Berdirinya Organisasi Jamaah Islamiyah, Aktivitas hingga Bubar 30 Juni 2024


Abu Rusydan juga menegaskan di sisa hidupnya dan para mantan anggota JI lainnya akan diisi dengan komitmen dan konsistensi untuk kembali ke pangkuan NKRI.


Ia pun berharap agar keraguan sejumlah pihak tidak kemudian mengganggu kepercayaan yang telah dibangun antara para mantan pimpinan dan eks anggota JI dengan Densus 88.


"Kita serius, Mas. Modal kita tiga. Ttust, transparansi, dan tulus hati. Trust kepercayaan. Jangan sampai sikap skeptis siapapun juga eksternal maupun internal yang mengganggu saling kepercayaan yang sudah kita bangun dengan pihak Densus 88. Jangan sampai merusak itu," kata dia.


"Dan kita akan mengisi hari-hari kita, waktu-waktu kita selama hari-hari ini, selama mulai 30 Juni 2024 sampai Allah mentakdirkan kapan, itu dengan dua K setelah 3 T. Trust, transparansi, dan tulus hati. Kita akan isi dengan komitmen dan konsistensi. Dan itu tidak omong kosong, waktu yang akan membuktikan. Dan waktu itu kita isi tidak dengan kekosongan,", sambung dia. 


Sekarar informasi, Para dan Abu Rusydan saat ini tengah dalam proses menjalani hukuman pidana atas perbuatan yang telah dilakukannya.


Proses wawancara khusus tersebut juga dalam pengawasan tim Densus 88 Antiteror Polri.


Untuk informasi, JI sendiri sebelumnya merupakan organisasi terlarang yang identik dengan berbagai peristiwa aksi teror para anggotanya di Indonesia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved