Komisi III DPR Bakal Minta Penjelasan Polri soal Insiden Pemulangan Paksa Warga Air Bangis
dalam insiden itu, Polri diduga melakukan tindakan represif dan mengintimidasi beberapa kelompok masyarakat serta wartawan, hingga lakukan penangkapan
Ia mengaku takut saat ratusan aparat datang dan menggiring masyarakat naik ke atas bus yang sudah disediakan oleh Pemkab Pasaman Barat sejak siang tadi.
Pembubaran secara paksa tersebut juga membuat banyak anak-anak menangis ketakutan.
Sebagian masyarakat Pigogah Patibubur terlihat naik ke dalam bus dengan mata merah dan tatapan mata yang kosong.
"Bagaimana caranya ini, bang. Apanya yang harus kami buat pas di kampung nanti," kata salah seorang warga lainnya kepada TribunPadang.com.
Pembubaran oleh aparat tersebut terjadi pada hari keenam aksi unjuk rasa oleh sekitar 1.500 warga menuntut Gubernur Sumbar, Mahyeldi, membatalkan rencana PSN di Air Bangis.
Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung berhari-hari lantara warga tetap bertahan dan ingin Mahyeldi datang menemui mereka.
Petugas polisi mengawal pemulangan para pendemo tersebut.
Mereka diarahkan masuk ke dalam bus yang disiapkan untuk diantarkan ke kediamannya di Jorong Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Pasaman Barat.
Sejumlah peserta aksi terlihat mengikuti perintah dari para petugas untuk masuk ke dalam kendaraan.
Para warga laki-laki membimbing perempuan naik dan sebagian pendemo perempuan terlihat menggendong bayi atau memapah anak kecil.
Sejumlah massa terlihat histeris dan menolak untuk naik.
Beberapa juga terlihat ditenangkan petugas dan meminta untuk masuk ke kendaraan dengan baik.
Salah seorang warga, Arif, mengaku kecewa dipaksa pulang aparat sebab beberapa rekan mereka masih berdiskusi dengan Gubernur Sumbar.
"Rencana kami tadi, setelah 10 orang diskusi di kantor gubernur, apa pun hasilnya kita pulang. Cuma ini, belum ada hasilnya kita sudah dipaksa pulang," kata Arif.
Arif mengaku sebagian warga belum mau dipulangkan karena masih menunggu keluarga lainnya.
Pakai Topi Fedora, Ahmad Sahroni Akhirnya Muncul: Mohon Maaf Kalau Ada Kekurangan kepada Semua Pihak |
![]() |
---|
'Stop Tot Tot Wuk Wuk' Menggema di Media Sosial, Ekspresi Rakyat Melawan Intimidasi di Jalan Raya |
![]() |
---|
Taufik Basari: TAP MPR Nomor 1 Tahun 2003 Masih Kontekstual untuk Demokrasi dan Berantas KKN |
![]() |
---|
Komisi III DPR Heran Program Jaga Desa yang Digagas Jaksa Agung Tak Disertai Anggaran |
![]() |
---|
Anggota Komisi III DPR Nilai Reformasi Polri Bisa Jadi Kesempatan untuk Memperbaiki Lembaga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.